Keji dan Brutal, Orang Ini Disebut Sebagai Ilmuwan Paling Kejam Sepanjang Sejarah Simak Ulasannya

- 10 April 2021, 10:32 WIB
Ilustrasi seorang ilmuwan
Ilustrasi seorang ilmuwan /Rianti S/pexels.com/ Chokniti Khongchum

KABAR BESUKI - Seorang dokter dan ilmuwan seharusnya mendedikasikan hidup mereka untuk suatu tujuan kemanusiaan yang mulia. 

Namun, ilmuwan ini rupanya seringkali disebut sebagai ilmuwan paling kejam dan bengis sepanjang sejarah.

Sebagian besar ilmuwan yang terkenal di dunia pasti memiliki kode etik ketat yang sangat menentang kekerasan. Mereka biasanya hanya ingin tahu bagaimana dunia bekerja seperti mempelajari bumi, bulan, sistem organ manusia, cara mencegah potensi penyakit mematikan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Presiden AS Buktikan Janji Kampanye Terhadap Muslim, KJRI New York: Pendekatan Biden Jelas Berbeda dari Trump

Baca Juga: Viral Seorang Bayi Diberi Nama ‘Dinas Komunikasi Informatika Statistik’, Ternyata Ini Alasan Dibaliknya

Baca Juga: RCTI Liburkan Sementara Liga Italia Akhir Pekan Ini hingga Ramadhan, Tayang Kembali Saat Lebaran

Para ahli sejarah dan beberapa ilmuwan setuju jika sedang membicarakan ilmuwan yang 'jahat' hanya ada satu nama di benak mereka, yaitu Josef Mengele (1911-1979), seorang ilmuwan Nazi di era perang dunia ke-2.

Profesor sejarah dari Universitas California Los Angeles, Amir Alexander mengatakan jika tidak ada ilmuwan yang lebih jahat dan kejam dari Josef Mengele. Ia bahkan disebut sebagai 'The Angel of Death' atau malaikat kematian itu sendiri, seperti dilansir Kabar Besuki dari Gizmodo. 

Mengele bergabung dengan SS (Schutzstaffel atau partai Nazi) pada tahun 1938. Kemudian di tahun 1943, ia menawarkan diri untuk mengabdi di kamp pemusnahan di Auschwitz-Birkenau.

Disana, salah satu tugasnya adalah menyeleksi orang-orang Yahudi yang datang ke kamp tersebut untuk dibiarkan tetap hidup dan menjadi budak, atau dikirim ke suatu ruangan untuk di eksekusi dengan gas beracun secara massal.

Sebagian besar orang yang dikirim untuk dieksekusi massal biasanya adalah anak-anak, ibu, dan lansia. Menurut sejarah, Mengele sangat menikmati pekerjaannya ini hingga meminta shift tambahan agar bisa mengirim lebih banyak orang yahudi untuk dieksekusi.

Mengele juga adalah orang yang bertanggung jawab total atas penggunaan Zyklon B, gas beracun yang digunakan untuk pembunuhan massal ini.

Baca Juga: 8 Kota Tuan Rumah Piala Eropa 2020 Izinkan Turnamen Digelar dengan Penonton, Termasuk London

Baca Juga: Inggris Berduka: Pangeran Philip Suami dari Ratu Elizabeth Meninggal Dunia, Diduga Ini Penyebab Wafatnya

Kebrutalan Mengele tidak hanya sampai disitu. Salah satu skandal berdosa terbesarnya dalam dunia ilmu pengetahuan adalah ketika melakukan eksperimen sadis terhadap anak-anak Yahudi di kamp Auschwitz, terutama anak kembar.

Tujuan eksperimen ini adalah untuk membuktikan  ilmu ras Nazi bahwa sifat keturunan manusia jauh lebih unggul daripada faktor lingkungan.

Anak-anak itu disiksa, dibedah tanpa bius, dan menyuntik mereka dengan virus untuk meneliti bagaimana anak kembar dapat bertahan dari suatu penyakit.

Banyak anak-anak yang meninggal dalam kesakitan luar biasa dari eksperimen keji ini, Mengele juga membunuh beberapa anak untuk membandingkan organ mereka dengan orang orang-orang yang sudah mati.

Anak-anak yang dianggap sudah tidak berguna bagi eksperimennya, akan dikirim langsung oleh Mengele ke kamar gas untuk dieksekusi.

Yang lebih mengerikan lagi, Mengele terkenal sangat baik pada anak-anak di kamp Auschwitz. Ia kerap memberikan anak-anak permen dan coklat, sebelum ia melakukan eksperimen brutal pada mereka.

Mirisnya, anak-anak menyukai dirinya dan menyebut dia sebagai "Paman Mengele", tanpa tahu jika Mengele adalah dokter kejam yang akan menyiksa mereka.

Baca Juga: Pria Akan Berbohong Tentang Menginginkan Hal Ini dalam Pasangan, Simak Ulasannya!

Meski telah melakukan eksperimen paling kejam sepanjang sejarah, Mengele berhasil kabur ke Argentina untuk menghindari pengadilan atas dirinya.

Meski semasa hidupnya ia belum pernah diadili secara hukum, di tahun 1979 ia meninggal karena tenggelam di Bertioga, Brazil.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Gizmodo


Tags

Terkini