Uji Coba Tahap Kedua Terhadap E-pilotage Service Dilakukan oleh Kemenhub

- 24 April 2021, 13:32 WIB
KM Dharma Kartika lX milik DLU yang dioperasikan untuk rute Pelabuhan Trisakti Banjarmasin ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan sebaliknya
KM Dharma Kartika lX milik DLU yang dioperasikan untuk rute Pelabuhan Trisakti Banjarmasin ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan sebaliknya /A Fauzi/Tangkap layar situs Antara

KABAR BESUKI - Uji coba tahap ke II dilakukan oleh Kementerian Perhubungan terhadap penerapan electronic pilotage (e-pilotage) service di perairan Indonesia untuk menciptakan keselamatan dan keamanan pelayaran.

Dalam sambutan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang dibacakan oleh Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya uji coba tersebut.

"Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselenggaranya acara test bed e-pilotage kali ini," ujar Hengki di Jakarta, Sabtu 24 April 2021 dilansir dari situs Antara.

Baca Juga: Update Terkini: 72 Jam Hilang, Doa Netizen Mengalir Deras, Tagar 'Pray For KRI Nanggala 402' Trending Topik

Hengki menjelaskan uji coba itu bertujuan untuk mendapatkan masukan serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi dalam melaksanakan pemanduan secara elektronik berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengoptimalkan peran dari VTS.

Ia menjelaskan konsep pemanduan secara elektronik /e-pilotage yang dapat dilaksanakan di Indonesia pada dasarnya merupakan pemanduan yang dilaksanakan oleh pandu dengan menggunakan dan memanfaatkan VTS sebagai sarana bantu pemanduan.

"Diharapkan dengan dilaksanakannya e-pilotage tersebut dapat menunjukkan komitmen Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan inovasi guna meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, sesuai dengan ketentuan internasional yang berlaku serta berdasarkan praktek dan implementasi yang telah dilaksanakan oleh negara-negara terkait," katanya.

Baca Juga: Resep dan Cara Lengkap Membuat Kue Putu yang Melegenda! Bisa Dicoba di Rumah

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disnav Kelas I Surabaya, Imam Hambali mengatakan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat menjadi acuan untuk mendukung kegiatan test bed guna meningkatkan pelayanan terkait keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di alur pelayaran barat Surabaya, sehingga diharapkan kapal-kapal yang bernavigasi dari atau keluar dari Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya dapat berlayar dengan aman.

"Kami diberi amanat untuk melaksanakan kegiatan ini, melalui stasiun VTS Surabaya kapal akan dipandu secara elektronik, dari tanda pengenal MPMT atau Outerbuoy hingga menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. lebih dari itu, dalam kegiatan e-pilotage diperlukan beberapa unsur untuk mendukung kegiatan bernavigasi terutama di alur pelayaran Barat Surabaya, diperlukan kerja sama yang baik antara stake holder dan pengguna jasa agar terciptanya zero accident," ujar Imam.

E-pilotage service merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kenavigasian kepada masyarakat dengan mengikuti perkembangan teknologi saat ini yang kian berkembang pesat, termasuk teknologi keselamatan pelayaran terutama di bidang kenavigasian.

Baca Juga: Studi Mengungkap, Rutin Minum Kopi Bisa Membuat Panjang Umur dan Menurunkan Risiko Kematian

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Timur, di mana akses keluar masuk pelabuhan melalui alur pelayaran Barat Surabaya dan alur pelayaran Timur Surabaya. Jumlah kapal yang melewati APBS ± 150 kapal yang terdeteksi melalui AIS dan juga terdapat beberapa lokasi kritis yang terletak di APBS.

Pelaksanaan test bed/uji coba e-pilotage melalui Stasiun VTS telah diprogramkan untuk dilaksanakan dalam 5 (lima) tahap yaitu tahapan persiapan terkait sarana dan prasarana serta sumber daya manusia, tahap uji coba/test bed, tahapan evaluasi test bed, tahap penyiapan regulasi dan tahapan regulasi.

Uji coba dilakukan dengan mengacu pada ketentuan International Maritime Organization (IMO) di mana tetap ada pembagian tanggung jawab antara pandu dan operator VTS.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: antaranews.com


Tags

Terkini