Waspada, Mutasi Virus Corona B1617 dari India Mulai Masuk di Indonesia dan Menjangkit 10 Orang

- 26 April 2021, 17:28 WIB
Ilustrasi virus
Ilustrasi virus /Gisela R/Pixabay/qimono

KABAR BESUKI – Menanggapi kasus peningkatan penyebaran virus COVID-19 di India, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan mutasi virus COVID-19 B 1617 yang menyebar di India sudah sampai di Indonesia.

"Sedikit membahas mengenai penyebab pertama bahwa mutasi virus baru meningkatkan kasus di India, bahwa virus itu udah masuk juga di Indonesia," kata Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta, Senin, dikutip Kabar Besuki dari laman ANTARA pada 26 April 2021.

Budi Gunadi menjelaskan bahwa ada 10 orang di Indonesia yang teridenfitikasi sudah terkena Virus Corona varian B1617.

Baca Juga: Ternyata Bubble Tea dapat Timbulkan Kanker, Inilah 7 Dampak Negatif Terlalu Sering Minum Bubble Tea

"Enam di antaranya adalah impor, jadi masuk dari luar negeri, empat di antaranya adalah transmisi lokal, ada 2 orang di Sumatera, 1 orang di Jawa Barat, dan 1 orang di Kalimantan Selatan," tutur Budi.

Oleh karena itu, Budi meminta agar provinsi-provinsi di Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan untuk lebih berhati-hati untuk selalu mengontrol pandemi COVID-19.

"Pemerintah sudah menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas dan menolak masuknya orang asing yang memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India, sebelum masuk ke Indonesia," ungkap Budi.

Baca Juga: Sebagai Bentuk Penghargaan, Menteri Prabowo Subianto Beri Beasiswa Penuh Pada Anak Prajurit KRI Nanggala-402

Sementara itu untuk para WNI yang datang dari India atau memiliki riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir ke India masih boleh masuk ke Indonesia tapi harus menjalani karantina selama 14 hari.

"Mereka harus dikarantina 14 hari, titik kedatangan juga sudah diatur kemarin oleh Pak Menko hanya di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Juanda, Bandara Kualanamu, dan Bandara Sam Ratulangi. Pelabuhan lautnya juga hanya di Batam, Tanjung Pinang, dan Pelabuhan Dumai," ujarnya.

Saat ini, Budi memastikan semua yang pernah datang atau mengunjungi India akan dilakukan ‘genome sequencing’ agar dapat melihat apakah mutasi baru atau tidak.

Baca Juga: 53 Prajurit KRI Nanggala-402 Gugur dalam Bertugas, MUI: Mereka Termasuk Syuhada

"Protokol kesehatan juga dilakukan untuk tenaga migran Indonesia, karena puluhan ribu yang masuk, sudah masuk di atas 100 ribu orang dan akan masuk puluhan ribu," tambah Budi.

Screening akan diperkuat di beberapa titik seperti Batam, Kepulauan Riau selanjutnya perbatasan Indonesia dengan Sabah dan Sarawak, seperti Entikong, Nunukan, Malinau, termasuk juga proses karantina.

"Sehingga orang yang masuk akan kita tes dan pastikan semua hasil tesnya kita kirim untuk 'genome sequencing' untuk melindungi rakyat Indonesia dari potensi virus baru yang masuk," kata Budi.

Baca Juga: Meskipun Sulit KSAL Tetap Ingin Angkat KRI Nanggala ke Permukaan, Begini Skenario Pengangkatannya

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian baru virus SARS-CoV-2 B 1617 atau disebut ‘mutan ganda’ terdeteksi di India dan menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus COVID-19 di India. Pada Maret 2021, Kementerian Kesehatan India melaporkan bahwa varian B 1617 ditemukan 15-20 persen pada contoh kasus yang diurutkan dari negara bagian Maharashtra yang menyumbang lebih dari 60 persen dari semua kasus aktif di India.

Saat ini India mengalami gelombang kedua COVID-19. Negara tersebut melaporkan rekor infeksi COVID-19 selama empat hari berturut-turu dengan data pada Minggu 25 April 2021 ada 349.691 kasus baru dan 2.767 kematian, hal tersebut membuat rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini