Badan Intelijen Inggris: Penderita Disleksia Memiliki Keterampilan yang Diperlukan oleh Organisasi Mata-mata

- 30 April 2021, 09:53 WIB
Foto: Ruang komputer di dalam gedung GCHQ di Cheltenham/ REUTERS
Foto: Ruang komputer di dalam gedung GCHQ di Cheltenham/ REUTERS /Rianti S/Ben Birchall/Pool/File Photo - RTX31GRD

KABAR BESUKI - Salah satu badan intelijen Inggris (GCHQ) mengatakan jika pihaknya memiliki pegawai penderita disleksia empat kali lebih banyak dari organisasi pemerintahan lainnya. 

Government Communications Headquarters (GCHQ) adalah sebuah badan intelijen Inggris yang bertanggung jawab untuk menyediakan sinyal intelijen dan jaminan informasi kepada Pemerintah Inggris dan Angkatan Bersenjata.

Mereka mengatakan jika GCHQ terdorong untuk merekrut orang disleksia karena mereka dianggap dapat memproses informasi dengan cara berbeda, tidak seperti kebanyakan orang.

Baca Juga: Pemalsuan Rapid Test Antigen Bekas di Kualanamu Dilakukan Sejak Desember 2020, Tersangka Raup Ratusan Juta

Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis dan mengeja. 

Namun bukan berarti orang dengan disleksia adalah orang bodoh. Mereka memiliki kecerdasan yang sama seperti orang normal, dan beberapa diantaranya lebih mudah memahami informasi secara lisan.

GCHQ mengatakan, mereka yang menderita disleksia memiliki keterampilan berharga dan mampu menemukan informasi yang sering dilewatkan oleh orang biasa, seperti dilansir Kabar Besuki dari The Guardian.

Baca Juga: Pemprov Papua Minta Pemerintah Kaji Ulang Label Teroris KKB, Khawatir Akan Memicu Stigma Terhadap Warga Papua

Menurutnya, penderita disleksia seringkali dapat memahami suatu pola yang umumnya terlewatkan oleh orang lain, dimana pola tersebut dapat membantu badan intelijen menangani beberapa kasus seperti terorisme, keamanan siber, dan tugas mata-mata lainnya.

Jo Cavan, direktur strategi, kebijakan, dan keterlibatan di GCHQ mengatakan jika pihaknya mencari orang yang dapat melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya dalam gambaran yang lebih besar dan dapat melihat anomali.

"Keterampilan pengenalan pola adalah kunci untuk memilah data dalam jumlah besar yang bertujuan untuk mencegah serangan teroris atau penjahat terorganisir yang serius. Banyak penderita disleksia yang memiliki kemampuan itu," kata Cavan.

Baca Juga: Jauhkan Kucing dari Cokelat! Ini Penjelasannya

Menurut Cavan, agensi intelijen Inggris itu sudah sejak lama menyadari keberagaman saraf selama lebih dari 100 tahun. 

Salah satu contohnya adalah Alan Turing yang menjadi pelopor komputer pertama di dunia pada masa perang dunia ke-2, juga merupakan penderita disleksia.

Seorang analis data GCHQ, Charlotte juga mengatakan jika penderita disleksia telah banyak membantunya selama karirnya menjadi analis di badan intelijen Inggris itu.

“Saya sering melihat-lihat banyak data dan saya orang yang diskleksia membantu saya menangkap pola yang tidak dilihat oleh orang lain," katanya.

Baca Juga: Lezat dan Praktis, Inilah Resep Membuat Fettucini Sayur Tabur Udang

GCHQ aktif mempromosikan dirinya sebagai organisasi yang mendukung dan menghargai keanekaragaman saraf dan menawarkan proses penyesuaian bagi setiap kadetnya.

Skema magang yang dilakukan oleh GCHQ akan menarik bagi penderita disleksia karena kebanyakan dari mereka merasa tidak dapat berkembang dalam lingkungan pada umumnya.

Penderita disleksia memiliki keterampilan berpikir yang berbeda dibanding orang normal. Penderita disleksia cenderung sangat kuat dalam hal pemecahan masalah yang kompleks, empati, komunikasi, dan mampu berpikir kritis.

Baca Juga: Hadiri Panen Raya, Puan Tegaskan Akan Maksimalkan Fungsi Pengawasan Manukan Pertanian

Sehingga, kriteria-kriteria seperti inilah yang seringkali diperlukan oleh orang-orang yang bekerja untuk badan intelijen.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Guardian


Tags

Terkini