Hingga Ke Manca Negeri, Kasus Mengenai Pekerja Laboratorium yang Dituduh Menggunakan Alat Swab Bekas

- 2 Mei 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi alat tes antigen
Ilustrasi alat tes antigen /Bayu/Pexels/Artem Podrez

KABAR BESUKI - Idenya sederhana, mengapa membuang alat tes antigen bekas untuk virus corona ketika mereka dapat digunakan lagi dan lagi?

Yang diperlukan hanyalah mencuci penyeka kapas yang digunakan untuk mengambil sampel hidung, mengemasnya kembali seolah-olah baru dan menggunakannya kembali pada orang lain.

Penipuan terungkap minggu ini ketika lima pekerja laboratorium ditangkap di kota Medan, Indonesia, dan dituduh menggunakan kembali usap hidung dalam melakukan sebanyak 20.000 tes.

Baca Juga: Perut Sudah Besar Jadi Susah Tidur? Lakukan Posisi Ini untuk Membantu Ibu Hamil Tidur Lebih Nyaman

Mereka menghadapi hukuman enam tahun penjara karena melanggar undang-undang perlindungan konsumen, limbah medis, dan penyakit menular.

Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah ada orang yang terinfeksi virus corona sebagai hasil dari tes terkontaminasi yang diberikan di lokasi pengujian bandara yang dioperasikan oleh Kimia Farma, sebuah perusahaan milik negara.

Mereka juga sedang menyelidiki berapa banyak orang yang menerima hasil tes tercemar saat mereka bersiap untuk naik penerbangan di Bandara Internasional Kualanamu, salah satu bandara di Medan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 3 Mei 2021: Saat yang Tepat Bagi Taurus untuk Ambil Keputusan, Capricorn Saatnya Istirahat

Tersangka SP dan DP mengaku dirinya bertugas untuk membawa alat antigen yang sudah digunakan untuk dicuci atau didaur ulang di kantor Kimia Farma di Jalan RA Kartini lalu dibawa kembali ke Bandara Kualanamu.

"Itu yang kita bersihkan dengan alkohol 75 persen dan dilap pada brush-nya. Tidak rusak," ujar SP.

"Saya diarahkan untuk memakai brush bekas (lalu mengarahkan, red) ke analis untuk menggunakan brush bekas oleh arahan BM. Saya juga disuruh memanipulasi data seperti laporan berita acara," beber DP.

Hasil tes negatif memang diperlukan para penumpang sebelum dinyatakan dapat naik ke pesawat.

Baca Juga: Menurut Psikiater, Bersikap Positif Tidak Selalu Baik untuk Mengatasi Masalah yang Sedang Dihadapi

Polisi mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pemeriksaan laboratorium secara acak di seluruh negeri untuk memastikan bahwa orang lain tidak melakukan penipuan serupa.

Erick Thohir, mengatakan pada hari Jumat bahwa praktik semacam itu oleh karyawan perusahaan yang "tidak bermoral" tidak akan ditoleransi. "Tindakan seperti itu harus dikenakan hukuman yang sangat ketat," cuitnya. Dilansir Kabar Besuki melalui laman Straits Times.

Pegawai laboratorium melakukan pengujian yang sah menggunakan penyeka kapas steril kepada sekitar 100 orang setiap hari dan menggunakan kembali penyeka untuk pengujian pada sekitar 150 orang lainnya, yang berarti ribuan pengujian selama periode tersebut.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Bulan Mei: Libra, Lakukan yang Terbaik Karena Akan Banyak Peluang Menghampiri Anda

Setelah polisi menerima petunjuk tentang operasi tersebut, seorang petugas yang menyamar pergi ke lab bandara untuk menjalani tes dan menyerahkan usap hidung. Dia mendapat hasil positif palsu, kata Hadi Wahyudi, juru bicara Polda Sumatera Utara.

Kembali ke kantor polisi, petugas yang menyamar menerima tes lain yang hasilnya negatif.

Polisi menggerebek laboratorium pada hari Selasa, menangkap lima karyawan dan menyita ratusan penyeka kapas daur ulang.

Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, telah melaporkan hampir 1,7 juta kasus virus korona dan lebih dari 45.000 kematian, terbanyak di Asia Tenggara, menurut database New York Times. Pakar kesehatan memperkirakan bahwa jumlah tersebut sebenarnya berkali-kali lipat lebih tinggi karena pengujian terbatas.

Negara ini telah pulih dari lonjakan yang memuncak pada akhir Januari tetapi rata-rata masih ada lebih dari 5.000 kasus baru setiap hari. Kampanye vaksinasi nasional sedang dilakukan, dan lebih dari 19 juta dosis telah diberikan.

Kapolda Sumut menjelaskan bahwa anggota dari Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumut kabarnya juga bersekongkol dengan Angkasa Pura II. Menurutnya, para pelaku mendaur ulang stik untuk swab antigen itu atas perintah Kepala Kantor Wilayah atau Bussines Manager PT Kimia Farma Solusi yang ada di Kota Medan dan bekerja sama sesuai kontrak dengan pihak Angkasa Pura II dalam rangka melaksanakan tes swab antigen kepada para penumpang yang akan menaiki pesawat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Bulan Mei: Sagitarius, Jadikan Sebagai Prioritas Jika Anda Ingin Meningkatkan Salah Satu Bidang

"Setiap kali melakukan ini (tes swab biayanya) adalah Rp 200.000 dengan perjanjian kerja sama antara pihak PT Angkasa Pura dan PT Kimia Farma," ujar Kapolda. Dilansir Kabar Besuki melalui laman PMJ News.

"Mereka membagi hasil, tetapi yang melaksanakan pemeriksaan di sana adalah para pelaku yang bekerja di bidang di kantor Kimia Farma," katanya lagi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: PMJ News Straits Times


Tags

Terkini