Selain itu, Eks KSAU tersebut juga mengatakan bahwa dari sisi dirgantara, Israel memang dikenal besar. Karena kehebatan kedirgantaraannya, pertempuran lebih mudah dilakukan.
Faktanya, Chappy secara alami melihat bahwa Israel sebagai negara kecil harus unggul. Karena di satu sisi posisinya di tengah negara-negara Arab akan sangat mudah diserang dan dihancurkan.
Jadi, Israel kemudian melengkapi dirinya dengan sistem keamanan nasional kelas satu. Selain itu, Israel dikelilingi oleh musuh-musuhnya dengan tanda petik.
“Israel sebagai negara tidak punya alternatif lain kecuali dia harus unggul. Dalam hal ini fokusnya dalam konteks nasional sekuriti ya. Dia tak punya pilihan lain, kecuali memiliki sistem pertahanan yang bagus,” kata Chappy Hakim.
Intelijen Israel jika berbicara tentang sistem perang juga sangat terlihat. Di sinilah ia terus mengakali Hamas dengan mencoba menyerang darat, namun nyatanya ini hanya menjadi sumber pasukan Hamas untuk memasuki terowongan rahasia mereka.
Padahal setelah itu, dengan data dan kecanggihan jet tempur mereka, Israel banyak mengebom terowongan rahasia milik Hamas.
Namun, tentu saja semuanya kembali pada kemanusiaan. Dimana perang ini dianggap dihentikan karena alasan apapun. Karena banyak korban sipil, dewasa dan anak-anak, yang menjadi korban.***