Kenali Efek Samping Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Setelah Melakukan Vaksinasi

- 22 Mei 2021, 16:12 WIB
ilustrasi vaksinasi
ilustrasi vaksinasi /Pixabay / kfuhlert-977338

KABAR BESUKI – Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Dr. dr. Erlina Burhan, menjelaskan bahwa semua obat termasuk vaksin COVID-19 dari AstraZeneca bisa menyebabkan efek samping meskipun tidak semua orang mengalaminya.

Efek samping ini sifatnya sangat umum atau mungkin muncul pada lebih 1 dari 10 orang seperti nyeri, nyeri tekan, rasa hangat atau gatal pada bagian tubuh yang disuntik, rasa tidak enak badan, rasa lelah, menggigil atau merasa seperti demam, nyeri kepala, mual dan nyeri sendi otot.

Ada juga keluhan bengkak atau kemerahan pada bagian tubuh yang disuntik, demam, muntah atau diare, nyeri tungkai dan lengan dan gejala serupa flu seperti demam, nyeri tenggorokan, pilek, batuk dan menggigil. Keluhan ini umum atau mungkin muncul pada 1 dari 10 orang.

Baca Juga: Gelombang Covid-19 Ketiga Akan Datang Pusat Keuangan India, Mumbai, Bersiap

Obat yang mengandung paracetamol bisa digunakan untuk mengatasi efek samping semisal nyeri dan atau demam.

"Bila terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang berat dihentikan, bukan berarti berhenti selamanya. Ini sifatnya prosedural dan dilakukan untuk semua hal, bukan hanya vaksin tetapi juga obat. Efek samping vaksin rata-rata sama, ringan hingga sedang," kata dokter Erlina, yang dikutip dari Antara.

Kasus yang berat atau tidak umum usai divaksin AstraZeneca merujuk pada gejala seperti pusing, nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening di dekat lokasi tempat suntikan, keringat berlebihan, kulit terasa gatal, muncul ruam-ruam dan pembengkakan hebat pada bibir, mulut dan tenggorokan (yang mungkin menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas).

Baca Juga: Wanita Bertubuh Pendek Ternyata Lebih Menarik dan Dianggap Sebagai Calon Istri Idaman

"Ada juga yang sangat langka yakni penggumpalan darah disertai penurunan trombosit (trombositopenia), kasusnya sangat rendah hanya 4 kasus dalam 1 juta orang," ujar Erlina.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x