LAPAN Merilis Analisa Terkait Cahaya Kehijauan Terang yang Tertangkap Kamera di Dekat Gunung Merapi

- 29 Mei 2021, 20:33 WIB
Penampakan cahaya kehijauan terang yang tertangkap di dekat gunung Merapi/ Instagram: @gunarto_song
Penampakan cahaya kehijauan terang yang tertangkap di dekat gunung Merapi/ Instagram: @gunarto_song /

KABAR BESUKI - Sebuah foto yang menunjukkan sekelebat cahaya yang terlihat menuju gunung Merapi yang diunggah pada 27 Mei 2021 viral di media sosial.

Fenomena tersebut juga dikonfirmasi oleh pantauan CCTV Merapi dari Pos Kalitengah Kidul yang diambil di waktu yang sama.

Banyak yang menyebut jika itu adalah bagian dari hujan meteor yang tertangkap kamera.

Baca Juga: Viral Video Pengantin Pria Bunuh Diri Loncat Dari Hotel di Hari Pernikahan Beredar di Media Sosial

Menanggapi hal tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pun menerbitkan analisa secara ilmiah mengenai cahaya kehijauan yang tertangkap kamera tersebut.

Seperti dilansir Kabar Besuki dari Edukasi Sains Antariksa Lapan, berdasarkan data International Meteor Organization (IMO) setidaknya ada dua fenomena hujan meteor yang terjadi di bulan Mei 2021 ini.

Menurut artikel tersebut, dari dua hujan meteor itu ada kemungkinan bahwa cahaya kehijauan yang muncul di dekat gunung Merapi tersebut ada kaitannya dengan aktivitas hujan meteor.

Menurut IMO, diketahui hujan meteor Eta Aquarid sudah aktif sejak 19 hingga 28 April 2021. Hujan meteor tersebut  bisa disaksikan di malam hari dengan titik radian berada di dekat konstelasi Aquarius.

Baca Juga: Targetkan Gereja, 10 Terduga Terorirs di Merauke Diringkus Densus 88

Sedangkan hujan meteor yang lain adalah Arietid yang aktif sejak 14 Mei hingga 24 Juni 2021. Hujan meteor ini dapat disaksikan ketika siang hari dengan titik radian berada di dekat konstelasi Aries.

Hujan meteor adalah fenomena umum yang ketika meteor jatuh ke permukaan bumi dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga manusia kemungkinan akan melihatnya seperi hujan biasa yang sedang turun.

Fenomena meteor ini disebabkan oleh tertariknya meteoroid yang terpengaruh oleh gravitasi sehingga jatuh ke dan terbakar karena gesekan dengan atmosfer bumi.

Baca Juga: Isu Puan Maharani dan Ganjar Pranowo untuk Maju ke Pilpres 2024, Salim Said: Megawati Tidak Beri Harga Mati

Warna pijar meteor yang jatuh dan terbakar pun bisa beragam. Ini karena kandungan unsur dalam meteor bisa berbeda sehingga warna pijaran pun juga tergantung dari kandungan meteor itu.

Kilatan cahaya biru kehijauan (cyan) yang tertangkap kamera di dekat gunung Merapi itu diperkirakan berasal dari magnesium.

Beberapa warna pijaran meteor lain misalnya warna violet yang berarti mengandung Kalsium, warna hijau yang mengandung Nikel, atau warna merah yang kemungkinan berasal dari oksigen dan nitrogen yang berasal dari atmosfer bumi.

Baca Juga: Viral Harga Pecel Lele di Malioboro Tak Wajar, Tiga Warung Ditutup Sementara

Meteor yang jatuh ke bumi akan menyisakan batuan yang disebut dengan meteorit. Jika kilatan tersebut memang sebuah bagian dari hujan meteor, maka kemungkinan akan ada sisa meteorit yang jatuh di daerah tersebut.

Namun menurut perhitungan metode paralaks sederhana, kemungkinan jatuhnya lokasi jatuhnya meteorit tersebut bukan berada di lereng gunung Merapi, melainkan di agak di sekitar puncak Merbabu.

Dilihat dari kilatan cahaya yang tidak begitu besar dan tanpa adanya suara ledakan, maka meteorit tersebut diperkirakan tidak akan terlalu besar dan kemungkinan akan sebesar kerikil karena habis terbakar dengan atmosfer bumi.

Baca Juga: Perhatikan Kesehatan Mental, Instagram dan Facebook Tambah Fitur Sembunyikan Jumlah Like

LAPAN juga mengingatkan jika pembaca menemukan benda antariksa di sekitar lokasi jatuhnya meteor, ada baiknya segera menghubungi pihak berwajib dan segera menjauh dari benda tersebut.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Edukasi Sains Antariksa LAPAN


Tags

Terkini