Menurut pejabat sekolah, enam dari siswa yang diculik tersebut meninggal di penangkaran dan 15 lainnya melarikan diri pada bulan Juni lalu.
“Semua murid telah dibebaskan. Kami sekarang membawa mereka pulang,” kata kepala seminari Abubakar Alhassan dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.
“Saya tidak bisa memberikan angka pastinya sekarang. Kita harus menyaring mereka ketika kita sampai di rumah. Tapi tidak ada murid yang ditahan,” imbuhnya.
Dia tidak memberikan perincian tentang bagaimana para siswa dibebaskan atau mengatakan apakah uang tebusan telah dibayarkan.
Salah satu orang tua, Fati Abdullahi, yang putrinya berusia 18 tahun dan putranya berusia 15 tahun termasuk di antara para tawanan, membenarkan bahwa murid-muridnya bebas.
“Kami telah berhubungan dengan mereka yang membawa mereka pulang melalui telepon. Kami telah melacak perjalanan pulang mereka,” kata Abdullahi dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.
Baca Juga: Ahli Peringatkan Ancaman Varian Virus Baru Jenis Covid-22, Dinilai Lebih Mematikan dari Varian Delta
“Kami sangat ingin melihat mereka,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Nigeria barat laut dan tengah mengalami lonjakan serangan, penjarahan, dan penculikan massal oleh geng kriminal yang dikenal secara lokal sebagai bandit.
Tapi geng tahun ini mulai menargetkan murid sebagai cara untuk memeras lebih banyak pembayaran uang tebusan.
Sekitar 1.000 siswa telah diculik sejak Desember setelah geng mulai menyerang sekolah.
Sebagian sandera besar telah dibebaskan setelah negosiasi, tetapi masih banyak yang ditahan di kamp-kamp hutan.
Baca Juga: China Himbau Warganya yang Berada di Afghanistan untuk Patuhi Aturan Berpakaian Islami
Presiden Muhammadu Buhari telah memerintahkan operasi militer dan serangan udara di kamp-kamp bandit tetapi serangan belum berhenti.
Beberapa gubernur lokal telah mencoba kesepakatan amnesti dengan bandit tetapi sebagian besar gagal.***