Prabowo dan Luhut Langsung Kena Senggol Karena Diam Soal Kapal China Datang ke Indonesia, PKS: Miris Kita

- 18 September 2021, 14:39 WIB
Prabowo dan Luhut Langsung Kena Senggol Karena Diam Soal Kapal China Datang ke Indonesia, PKS: Miris Kita
Prabowo dan Luhut Langsung Kena Senggol Karena Diam Soal Kapal China Datang ke Indonesia, PKS: Miris Kita /kolase Instagram @luhut.pandjaitan & @Prabowo

KABAR BESUKI – Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Pandjaitan kena singgung oleh fraksi PKS Mulyanto.

Hal tersebut lantaran Prabowo dan Luhut dinilai diam saja soal kedatangan kapal China ke Indonesia.

Kedatangan kapal perang China di sekitar Laut Utara Natuna mengagetkan banyak pihak, kini sosok Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan juga ikut tercoreng.

Baca Juga: Prabowo Disebut 'Berkhianat' dengan Banyak Ustadz, Gus Nur: Mendukung Anda Bukan Dibayar Tapi Keluar Uang

Mulyanto menegaskan, pemerintah Indonesia harus bisa mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran kedaulatan oleh pihak China.

Mulyanto mengingatkan pemerintah untuk tidak meremehkan hal ini karena dapat menurunkan pamor Republik Indonesia (RI) di mata dunia internasional.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 di Indonesia Dinilai Lebih Baik dari Negara Tetangga, Luhut: Kita Menjadi Top Sekarang

Karena itu, dia juga mendesak pemerintah, khususnya Menteri Pertahanan Prabowo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut, untuk segera bertindak dan tidak tinggal diam dalam menghadapi pelanggaran kedaulatan wilayah NKRI.

“Sebagai Menhan harusnya Prabowo bersuara atas pelanggaran tersebut. Jangan malah memuji kehebatan militer negeri tirai bambu,” kata Mulyanto.

Partainya juga berbicara tentang kedekatan Luhut dengan pemerintah China, yang diharapkan segera membahas secara resmi.

Baca Juga: Prabowo Diingatkan Soal Nasib Habib Rizieq yang Kini Disebut Sedang Dizolimi, Netizen: Dulu Meminta Dukungan

"Miris kita kalau Menhan dan Menko Marves diam saja. Sebab mereka berdua yang berwenang menentukan sikap resmi atas pelanggaran ini," kata Mulyanto menegaskan.

Secara khusus, Mulyanto membahas eksplorasi yang sangat strategis di perairan dan migas Natuna untuk mengejar target 2030 sebesar satu juta barel minyak per hari (BPH).***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: dpr.go.id PKS.id


Tags

Terkait

Terkini

x