Network
Namun, Jeng Nimas memperingatkan bahwa itu hanya sebuah prediksi atau asumsi bisa benar ataupun tidak. Ia memperingatkan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.
"Dari sini saya bisa mengambil benang merah ya gaes, tapi ini masih asumsi kita kedepankan asas praduga tidak bersalah," jelasnya.
Kesimpulan dari Jeng Nimas bahwa kemungkinan orang yang mentransfer tersebut merupakan seseorang kalangan atas (pejabat).
"Bapak Y membersihkan TKP, tapi sudah diralat katanya untuk membereskan TKP karena bapak Y tahu kejadian itu dilatarbelakangi karena apa. Sebagai seorang wanita sangat sulit untuk kenal orang kalangan atas. Karena yang mentransfer ini kalangan orang atas pastinya orang yang kenal ini adalah orangnya yang status sosialnya atau pergaulannya luas tidak seperti Bu Tuti dan Amel, misalnya pak Y atau mas Y. Mereka ini pertemanan sosialnya bisa luas dikarenakan satu seorang laki-laki, karena mereka ini suka main golf jadi kenal pejabat-pejabat tinggi lainnya," paparnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Kebanyakan Masjid di Indonesia Itu Suaranya Jelek: Membisingkan Telinga
Lantas, apakah ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Tuti dan Amel? peramal tersebut membaca ada kaitannya, sebab diduga Tuti tidak mau jika uang tersebut ditarik kembali. Maka, menurut Jeng Nimas pertengkaran itu terjadi.
"Kalau menurut kartu ini ada, jadi setelah orang itu mentransfer ke rekening Amel, dan berusaha menarik kembali Bu Tuti agak ogah-ogahan agak susah diatur makanya terjadi pertengkaran disini yang pada akhirnya menanggung penderitaan yang berat, entah benar entah salah saya hanya membuka tabir kasus itu," imbuhnya.***
Disclaimer: apapun prediksi atau ramalan sebaiknya tidak untuk dipercaya sepenuhnya karena bisa salah dan benar. Tunggu pihak kepolisian mengungkap serta merilis penyebab dan pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
