“Dengan harga Rp. 275rb aja pebisnis tes PCR sdh untung lho. Sblm diturunkan, harga PCR Rp. 900rb-an. Anggap HPP nya Rp. 175rb, maka untung Rp. 725rb/tes PCR atau 414 persen,” ujarnya melalui unggahan twitter yang dikutip Kabar Besuki dari @LuqmanBeeNKRI 27 Oktober 2021.
Ia menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan pesta pora diatas penderitaan rakyat, ia juga menyebut hal tersebut adalah zalim.
“Pesta pora di atas derita rakyat! Zalim! Dan,” imbuhnya.
Tak hanya itu, ia juga menyinggung bahwa yang memiliki bisnis tersebut tentunya bukan dari kalangan rakyat pedagang kaki lima, UMKM dan warung rakyat.
“Pelaku bisnis PCR tentu bukan pedagang kaki lima/UMKM/warung rakyat,” pungkasnya.
Ternyata ada netizen yang setuju dengan pernyataan Luqman Hakim tersebut, bahkan menyinggung soal harga masker dan hand sanitizer yang sempat naik ratusan persen.
“Pak Yai, jaman itu harga masker dan hand sanitizer juga naik ratusan persen,” ujar akun twitter @ferryhidayatsmn.
Namun ada netizen yang menilai harga PCR sebelumnya mahal karena fasilitasnya belum banyak tersedia.