KABAR BESUKI – Mantan politisi partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dibuat murka dengan banyaknya tudingan yang memfitnah Polri dan Densus 88 usai ditangkapnya sejumlah ulama yang terindikasi terlibat jaringan terorisme.
Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa tudingan yang menyebut bahwa Densus 88 telah melakukan kriminalisasi terhadap ulama adalah fitnah dan pendapat yang menyesatkan.
Karena menurutnya, Polri dan juga Densus 88 sangat mencintai ulama. Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa yang ditangkap oleh Densus 88 adalah terduga teroris bukanlah seorang ulama.
“Stop memfitnah Polri dan Densus 88 dengan tuduhan kriminalisasi ulama, Polri sangat mencintai Ulama, yang ditangkap adalah terduga teroris,” tulis Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Kabar Besuki melalui laman Twitter pribadinya.
Pria yang kini aktif menjadi pegiat media sosial itu juga mengaku prihatin terkait banyaknya komentar yang justru menuding Densus 88 melakukan kriminalisasi ulama usai menangkap 3 oknum terduga teroris yang salah satunya adalah anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Ini adalah pendapat yang salah dan menyesatkan,” ujar Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean berpendapat bahwa Densus 88 sudah bekerja keras untuk menumpas jaringan terorisme.
Ia bahkan menyebut bahwa Polri dan Densus 88 justru mendapat pelecehan dari oknum-oknum tertentu yang menyebut bahwa tindakannya meringkus 3 ulama terduga teroris adalah tindakan kriminalisasi terhadap ulama.
“Ini bukan pengorbanan yang biasa, tapi yang saya lihat disini ada pelecehan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu terkait dengan apa yang dilakukan TNI Polri dengan penangkapan teroris yang baru saja dilakukan oleh Densus 88,” ungkapnya.
Ferdinand Hutahaean berpendapat bahwa tindakan Densus 88 meringkus 3 ulama yang diduga terlibat jaringan teroris adalah tindakan preventif yang dilakukan untuk melindungi bangsa dan negara dari tindak pidana terorisme.
Ia juga meminta dengan tegas kepada masyarakat agar berhenti menyudutkan Pemerintahan Presiden Joko WIdodo (Jokowi) terkait Islamophobia.
Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa banyak orang yang tergiring opininya dan menuding bahwa pemerintahan Presiden Jokowi membentuk persepsi Islamophobia.
Padahal menurutnya, di masa pemerintahan Presiden Jokowi ini justru sangat memuliakan para ulama dan tokoh agama.
“Stop menyudutkan dan mendiskreditkan pemerintahan Jokowi dengan tuduhan keji Islamophobia, ulama dimuliakan di era Jokowi,” tandasnya.***