Refly Harun juga menegaskan kembali bahwa Reuni 212 adalah momentum yang sangat bersejarah dalam dunia politik, khususnya politik Islam.
Sehingga kata dia, banyak kalangan yang merasa agenda Reuni 212 harus tetap dilaksanakan demi melestarikan sebuah sejarah yang dinilai sangat memukau di dunia internasional.
"Jadi sejarah 212 memang tidak lain adalah sejarah politik atau sejarah Islam politik. Pertanyaannya sekali lagi, apakah kita ingin melestarikan 212 atau menghilangkan sama sekali?," tuturnya.***