Network
KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menjelaskan alasan Reuni 212 tetap digelar setiap tahunnya.
Rocky Gerung menegaskan bahwa digelarnya Reuni 212 sebagai agenda tahunan bukan tanpa alasan.
Rocky Gerung menjelaskan bahwa Reuni 212 bukan sekedar kumpulan orang atau individu semata, melainkan kumpulan pemikiran untuk menguji legitimasi kekuasaan khususnya saat isu penistaan agama yang menyeret nama Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mencuat (saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta).
"212 itu bukan sekedar kumpulan orang. Dia adalah kumpulan pikiran untuk menguji legitimasi kekuasaan pada waktu itu (2016). Dan karena dia adalah kumpulan pikiran, maka dia akan terus menerus menghasilkan ulang pikiran," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 7 Desember 2021.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Reuni 212 Bisa Bikin Kekuasaan Panik: Jangan-jangan Jatuh di 312 Nanti
Menurut Rocky Gerung, pemerintah tak akan sanggup mengendalikan pikiran kritis dari peserta Reuni 212 karena semakin dikendalikan justru akan semakin tajam.
"Pikiran itu gak mungkin dikendalikan, karena semakin dikendalikan pikiran itu makin tajam," ujarnya.
Lebih lanjut Rocky Gerung mengungkapkan, Reuni 212 lebih dari sekedar reuni massa yang berasal dari kalangan umat Islam.
Dia mengatakan bahwa Reuni 212 merupakan sebuah reuni ide dari para pesertanya, khususnya yang telah berpartisipasi sejak 2016.
