Dia menegaskan, hal tersebut menandakan bahwa tudingan publik yang menyebut Novel Baswedan cs sebagai 'pro Taliban' terbantahkan.
"Tapi ada berita yang juga bagi saya bagus, karena Novel Baswedan diangkat sebagai ASN dengan 57 orang itu di kepolisian. Dan itu berarti, bagian yang dituduhkan kepada mereka dengan sendirinya lenyap kan? Karena nggak mungkin Pak Jenderal Sigit itu mengangkat Taliban," ujarnya.
Meski dinilai menuai kontroversi, Rocky Gerung menilai keputusan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk mengangkat Novel Baswedan cs menjadi ASN Polri sebagai keputusan tepat.
"Ini memang menimbulkan kontroversi. Tapi publik anggap bahwa yang dilakukan Pak Kapolri memang benar, karena memang mereka bukan Taliban," katanya.
Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan, Kapolri sangat memahami bahwa Novel Baswedan dan 57 eks pegawai KPK lainnya bukanlah orang yang berpaham radikal sebagaimana yang dituduhkan sejumlah kalangan.
"Kapolri sebetulnya paham bahwa ada penyelesaian sebetulnya dengan membatalkan tuduhan publik bahwa Novel Baswedan adalah radikal, Taliban. Kan stigma ini melekat pada 57 orang ini kan?," ujar dia.
Bahkan, Rocky Gerung menilai wawasan kebangsaan Novel Baswedan cs sudah dibuktikan dengan prestasinya selama masih berkarir di KPK.
Dia juga menilai, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dilakukan sepanjang 2021 justru merupakan hal yang aneh jika dianggap sebagai tolok ukur wawasan kebangsaan dari Novel Baswedan cs.
"Wawasan kebangsaan itu sudah diperlihatkan Novel cs di dalam prestasi, gak perlu lagi dia buktikan melalui tes di komputer. Masak wawasan kebangsaan ditentukan lewat tes di komputer?," tuturnya.***