Selain itu, dia juga mempertanyakan alasan pihak terkait untuk menghukum WNI yang telah berniat baik untuk menyampaikan kritik agar memperbaiki manajemennya.
"Ngapain menghukum seseorang yang justru membocorkan hal yang baik, kan ini kritik supaya manajemennya jadi bagus tuh," katanya.
Rocky Gerung kemudian membayangkan jika wisman yang terlantar di bandara lokasi kejadian merasa frustasi karena adanya calo yang mencoba mempermainkan harga.
Dia juga membayangkan kefrustasian yang mungkin dirasakan oleh petugas Satgas Covid-19 di bandara tersebut karena melihat panjangnya antrean orang-orang yang baru saja datang dari luar negeri.
"Tapi saya bisa bayangkan, si wisman ini juga frustasi karena dia berpikir 'Kok bisa semahal itu tuh?'. Demikian juga petugas satgas bandara itu, dia juga frustasi karena lihat antrean panjang," ujar dia.
Rocky Gerung juga mempertanyakan alasan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan yang justru bereaksi terhadap WNI yang menyebar video penumpang yang terlantar di sebuah bandara dengan cara-cara yang dianggap sebagai bentuk intimidasi.
Dia juga menilai, Luhut Binsar Pandjaitan justru harus berterimakasih kepada WNI yang sudah membantu memberitahukan bahwa ada dugaan praktik calo di sekitar bandara lokasi kejadian.
"Ngapain Pak Luhut bereaksi, mestinya Pak Luhut bilang 'Terima kasih karena sudah ada yang memberitakan'. Nah, kebetulan orang ini lemah, makanya dikambinghitamkan. Padahal sebetulnya manajemen penanganan itu yang buruk," tuturnya.