"Yang kedua, dalam rangka pengamanan tahun baru agar tidak muncul kerumunan, kenapa pula ke pondok pesantren katakanlah tidak kerumunan yang bisa dipermasalahkan," ujarnya.
Refly Harun juga mempertanyakan percakapan antara Danrem Surya Kencana Brigjen Achmad Fauzi sebagai terduga oknum anggota TNI yang menyebut-nyebut perihal panggilan Polda Jabar terhadap Habib Bahar di lokasi kejadian.
Pasalnya, saat ini Habib Bahar sedang terseret isu ujaran kebencian dengan dugaan telah menghina KSAD Letjen Dudung.
Refly Harun juga mempertanyakan sikap oknum anggota TNI yang mengatakan bahwa Habib Bahar akan dijemput paksa jika tak memenuhi panggilan Polda Jabar, meski Habib Bahar telah mengatakan bahwa dirinya telah memenuhi panggilan tersebut.
"Dalam percakapan, jelas sekali kemudian Brigjen Achmad Fauzi menyebut-nyebut soal panggilan Polda Jawa Barat dan meminta Habib Bahar untuk tetap datang, dan kalau tidak datang dia akan dijemput paksa. Ini juga bukan kewenangan dari TNI dan Habib Bahar sudah menyampaikan itu," katanya.
Selain itu, Refly Harun juga berharap agar insiden cekcok antara Habib Bahar dengan oknum anggota TNI beberapa waktu lalu hanya merupakan salah pengertian saja dan bukan merupakan bagian dari dugaan upaya 'teror' sebagaimana yang ramai diberitakan media.
"Saya berharap bahwa hanya sekedar salah pengertian saja, bukan maksud TNI untuk datang dan menakut-nakuti masyarakat sipil atau misalnya memberikan teror kepada seorang Habib Bahar," ujar dia.
Meski Habib Bahar dinilai bernyali tinggi, Refly Harun menegaskan bahwa salah satu tokoh ulama tersebut tak pernah bermaksud untuk merendahkan atau melawan TNI dan Polri.