Dia mengatakan, saat ini ratusan peneliti biologi molekuler tengah dilanda kebingungan karena kehilangan 'rumah' yang merupakan tempat mereka mengabdi untuk negeri.
"Bagi mereka yg hny ingin berbakti kpd negeri melalui penelitiannya, didepak dr lembaga yg sdh jd ‘rumah’ merupakan hal yg membingungkan," ujarnya.
Baca Juga: Megawati Dilantik Jokowi Menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Warganet: Melantik Baginda Eyang Putri
Selain itu, Mardani Ali Sera menilai bahwa peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke BRIN menimbulkan sebuah persepsi negatif di kalangan publik.
Dia mengatakan, persoalan tersebut menimbulkan persepsi publik yang menyebut bahwa carut marut dalam dunia penelitian di tanah air menyebabkan banyak orang pintar di Indonesia lebih memilih untuk mencari peruntungan dan merasa lebih dihargai di luar negeri.
"Jd wajar jika publik melihat hal ini sebagai salah satu penyebab byk org pintar Indonesia yg mencari ekosistem riset yg lbh baik di luar negeri," ucapnya.
Mardani Ali Sera menilai bahwa carut marut yang terjadi pasca peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke BRIN harus segera diselesaikan oleh pemerintah.
Terlebih kata dia, peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke BRIN telah merugikan ratusan peneliti yang telah lama mengabdi pada bidang biologi molekuler untuk negara.
Dia juga mengingatkan agar peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke BRIN tak menghambat pembangunan ekosistem riset yang mendukung pengembangan perekonomian berbasis pengetahuan.