Kereta Cepat Indonesia China Tidak Secepat dan Sepanjang Milik Laos China, Namun Harganya Lebih Mahal

- 7 Februari 2022, 20:05 WIB
Pengerjaan proyek kereta cepat Indonesia-China kalah cepat dengan proyek kereta cepat Laos-China
Pengerjaan proyek kereta cepat Indonesia-China kalah cepat dengan proyek kereta cepat Laos-China /Pixabay/Shutterbug75/

KABAR BESUKI – Kereta cepat Indonesia-China dimulai pembangunannya pada tahun 21 Januari 2016.

Di tahun yang sama, negara tetangga Indonesia, yaitu Laos juga melakukan pengerjaan kereta cepat Laos-China, tepatnya pada 25 Desember 2016.

Namun, pada 3 Desember 2021, Laos secara resmi telah membuka operasi kereta api cepat Vientiane-Boten, hasil kerjasamanya dengan China.

Baca Juga: Video Crash Jet Tempur F 35C AS di Laut Cina Selatan Tersebar di Media Sosial

Kereta cepat di Jakarta-Bandung, di saat yang sama justru harus terhenti pengerjaannya.

Pada Agustus 2021, proyek ini dilaporkan sudah mencapai 77,9 persen dan dalam pengerjaan ditemukan cost overrun, atau mengalami pembengkakan sebesar 23 persen dari nilai awal US$ 6,071 miliar.

Presiden Jokowi pada bulan Oktober 2021 meneken Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2021, yang menyatakan bahwa pemerintah melakukan penyertaan modal negara maupun penjaminan terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: Diduga Kalah dalam Trading, Seorang Mahasiswa Nekat Renggut Nyawa dengan Gantung Diri

Hal ini membuat seorang pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengomentari akan hal tersebut.

Sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, yang mengunggah video mengenai isu proyek pembuatan kereta cepat Indonesia-China pada Senin, 7 Februari 2022.

Hal yang menarik dari proyek kedua negara ini adalah kereta cepat Laos-China lebih cepat pembangunannya.

Baca Juga: Rocky Gerung Komentari Masalah Ibadah Diperketat, Tapi WNA Malah Keluar-masuk

Tidak hanya itu, jumlah biaya proyek Laos-China ini lebih sedikit, namun rute panjang dari proyeknya jauh lebih banyak 272 kilometer, dibandingkan milik Indonesia.

Panjang rel kereta cepat milik Laos ini 414 kilometer, sedangkan proyek milik Indonesia panjang rel keretanya hanya 142 kilometer.

Namun, untuk anggaran dari proyek kereta cepat Laos hanya sebanyak Rp 86 triliun, dan untuk Indonesia memakan anggaran sebanyak Rp 114 triliun, dan masih dalam pengerjaan.

Hal ini dikhawatirkan akan terjadi pada Ibu Kota Baru. Yakni terjadi pembengkakkan anggaran dalam pembangunannya.

Baca Juga: Aksi Sopir Truk Tabrak Mobil Perampok yang Cegat Dirinya, Warganet: Luar Biasa Mantap

“Kalau data itu dibaca oleh Sri Mulyani, ia harus terangkan. Dan sebetulnya keterangannya gampang yaitu diintip anggarannya itu, dan diijon,” kata Rocky gerung dalam membahas isu proyek kereta cepat tersebut.

“Konstruksinya mungkin si A yang ambil, tapi si A minta ada konsesi dengan lahan-lahan di sekitar jalan kereta itu, karena dia butuh akses untuk bikin akses menuju perumahan yang akan ia bangun,” ucap Rocky menyambung kalimat sebelumnya.

“Jadi kereta cepat kami, bukan kereta sebenarnya, itu jalan yang dibuat untuk mengakses kawasan baru di sepanjang Jakarta-Bandung,” kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Beredar Video Juru Parkir yang 'Mangkal' di SPBU, Warganet: Bikin Males Isi Bensin

Dan ia beranggapan, bahwa kekacauan dari awal itu dikarenakan tidak adanya keterbukaan informasi, mungkin di Laos terbuka mengenai proyek pembangunan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini