Refly Harun Sebut Insiden Wadas Bisa Jadi Batu Sandungan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

- 11 Februari 2022, 09:07 WIB
Refly Harun Sebut Insiden Wadas Bisa Jadi Batu Sandungan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Refly Harun Sebut Insiden Wadas Bisa Jadi Batu Sandungan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. /Tangkap Layar YouTube.com/Ganjar Pranowo

KABAR BESUKI - Pakar hukum tata negara Refly Harun turut menanggapi insiden Wadas, Purworejo, Jawa Tengah yang kini mulai menyeret nama Ganjar Pranowo di baliknya.

Refly Harun menyebut insiden Wadas bisa menjadi batu sandungan bagi Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Refly Harun mengatakan bahwa insiden Wadas menjadi momentum bagi lawan politik Ganjar Pranowo tak terkecuali dalam internal PDIP untuk menjegal langkah Gubernur Jawa Tengah itu di ajang Pilpres 2024.

"Sekarang ada momentum ya untuk mengarahkan peluru ke Ganjar Pranowo yang disebut-sebut menjadi calon presiden tetapi juga masih bermasalah di internal PDIP sendiri," kata Refly Harun sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Jumat, 11 Februari 2022.

Baca Juga: Soal Insiden Wadas, Rocky Gerung Sebut Ganjar Pranowo Tak Becus Jadi Pemimpin: Menengahi Situasi Aja Gak Mampu

Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo disebut-sebut mengalami 'perang dingin' dengan Puan Maharani dalam internal PDIP.

Bahkan, Megawati Soekarnoputri selaku ibunda dari Puan Maharani sempat disebut-sebut menebar psywar terhadap Ganjar Pranowo dalam sebuah pidatonya pada pertengahan 2021 lalu.

Akibat 'perang dingin' dari kedua kubu tersebut, kader PDIP seolah terpecah menjadi dua kelompok hingga saat ini.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Tragedi Wadas Sebagai Hoax, Rocky Gerung: Dia Menghina Pers

Refly Harun juga menyoroti laporan dari Amnesty International Indonesia (AII) yang menyebut bahwa Presiden Jokowi juga diminta bertanggung jawab atas insiden Wadas pada Rabu, 9 Februari 2022 kemarin.

Menurutnya, Presiden Jokowi juga dinilai turut bertanggung jawab apabila proyek pembangunan tambang batu andesit di Wadas merupakan proyek nasional.

"Kalau ini proyek yang memang diperuntukkan untuk proyek nasional, ya itu tingkatnya nasional. Tapi kalau proyek ini lokal, tingkatnya lokal," ujarnya.

Selain itu, dia juga menyebut bahwa insiden Wadas terjadi secara tidak direncanakan, namun permasalahan utama bersumber dari sikap oknum aparat kepolisian yang diduga memprovokasi warga setempat.

"Sebenarnya ini insidental. Tetapi ketika deployment polisi yang berlebihan itu yang menjadi masalah," katanya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Bantah Ada Penyiksaan Warga Wadas yang Ditangkap Polisi: Mereka Malah Ketawa-ketawa

Lebih lanjut, Refly Harun juga menyebut bahwa insiden Wadas merupakan cermin dari tata kelola pemerintahan yang masih bermasalah hingga kini.

Dia juga menjelaskan bahwa Ganjar Pranowo tak memiliki tanggung jawab terhadap sikap oknum aparat yang bertugas saat terjadi insiden Wadas, karena Polda Jawa Tengah berada di bawah komando Polri.

"Ini kan soal bagaimana membuat tata kelola pemerintahan. Unfortunately, yang namanya aparat keamanan dia kan tidak hanya fungsi penegakan hukum, juga fungsi pengamanan. Itu tidak di bawah gubernur. Gubernur tidak bisa memerintahkan deployment Polri," ujar dia.

Terakhir, Refly Harun menilai kesalahan utama Ganjar Pranowo bukanlah terletak pada insiden Wadas yang diwarnai kericuhan antara warga dengan aparat, melainkan proses dalam menentukan kebijakan pembangunan tambang batu andesit.

"Ketika ada tindakan aparat yang eksesif, Gubernur Jawa Tengah bukan orang yang bisa memegang kendali komando. Mungkin kalau kita lihat kesalahannya di mana? Kesalahannya dalam proses untuk kebijakan pembangunan batu andesit itu," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini