Kelangkaan Minyak Goreng Disebut Bikin Drop Legitimasi Jokowi, Rocky Gerung: Terpaksa Survei Mesti Dikerahkan

- 21 Februari 2022, 11:21 WIB
Kelangkaan Minyak Goreng Disebut Bikin Drop Legitimasi Jokowi, Rocky Gerung: Terpaksa Survei Mesti Dikerahkan.
Kelangkaan Minyak Goreng Disebut Bikin Drop Legitimasi Jokowi, Rocky Gerung: Terpaksa Survei Mesti Dikerahkan. /Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung angkat bicara mengenai isu kelangkaan minyak goreng yang terjadi belakangan ini.

Rocky Gerung menyebut isu kelangkaan minyak goreng membuat legitimasi Jokowi semakin drop sehingga survei tingkat kepuasan harus dikerahkan.

Akan tetapi, Rocky Gerung menyarankan agar masyarakat membaca survei yang dikerahkan ketika legitimasi Jokowi drop karena isu kelangkaan minyak goreng dengan 'kacamata terbalik'.

"Memang karena soal dari seluruh soal minyak goreng, ibu kota, Wadas, segala macem itu bikin drop legitimasi presiden, maka terpaksa survei mesti dikerahkan. Jadi sebetulnya kita selalu baca terbalik itu," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 21 Februari 2022.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Pemerintah Sudah Kasih 'Insentif' ke Penimbun Minyak Goreng: Kan Political Ekonominya Gitu

Rocky Gerung menilai bahwa sehebat apapun upaya pengerahan surveoi untuk mengerek tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tak akan mampu mendikte realitas ekonomi di tanah air.

Pria yang pernah mengajar di Universitas Indonesia (UI) itu menyoroti keluhan tukang tempe yang merasa pendapatannya berkurang karena kelangkaan minyak goreng.

"Tapi ekonomi kan nggak bisa didikte tuh, bahwa tukang tempe itu paling real. Dia merasa 'Ngapain suplai tempe ke warteg kalau untungnya nggak ada', bukan untungnya nggak ada tapi minyaknya aja nggak ada," ujarnya.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka di Pasaran Indonesia, Rocky Gerung: Negara Nggak Mampu Memprediksi Logika Ekonomi

Rocky Gerung juga turut mengomentari pernyataan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang menyebut babi di China sebagai biang keladi naiknya harga kedelai.

Dia menilai bahwa Lutfi telah mengeluarkan pernyataan dengan kecacatan logika (logical fallacy) yang nyata.

"Tapi kemudian Lutfi (Menteri Perdagangan) itu bilang 'Itu gara-gara babi di China dikasih makan kedelai', logika-logika begini kan yang ngaco," katanya.

Baca Juga: Faisal Basri Tuding Pemerintah Jadi Biang Keladi Minyak Goreng Langka, Ruhut Sitompul: Kelakuan Provokator

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyimpulkan bahwa segala persoalan yang merugikan rakyat kecil dalam beberapa waktu terakhir, khususnya terkait kelangkaan minyak goreng dan dana Jaminan Hari Tua (JHT) berakar dari kebijakan pemerintah yang kacau.

Dia menyebut, kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi yang kacau menyebabkan buruh korban PHK terus mogok kerja demi menagih JHT yang menjadi haknya.

"Ini sebetulnya, kita lagi lihat semua segmen masyarakat kecil akhirnya mengerti bahwa kebijakan yang kacau menyebabkan penderitaan. Buruh masih akan terus mogok untuk tagih JHT," ujar dia.

Terakhir, Rocky Gerung menilai fenomena kelangkaan minyak goreng telah menorehkan sejarah mengenai penderitaan dan perlawanan rakyat, yang ditandai dengan perlawanan tukang tempe terhadap tukang cendol dan tukang bakso yang dikerahkan sebagai 'buzzer'.

"Jadi ada sejarah yang ditulis rakyat kecil, sejarah tentang penderitaan dan sejarah tentang perlawanan. Pada akhirnya perlawanan tukang tempe itu langsung berhadapan dengan tukang cendol dan tukang bakso," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini