Jokowi Terancam Ditinggalkan Parpol Pendukung, Rocky Gerung Puji Surya Paloh dan Megawati

- 22 Maret 2022, 15:14 WIB
Jokowi Terancam Ditinggalkan Parpol Pendukung, Rocky Gerung Puji Surya Paloh dan Megawati.
Jokowi Terancam Ditinggalkan Parpol Pendukung, Rocky Gerung Puji Surya Paloh dan Megawati. /presidenri.go.id

KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengomentari nasib Jokowi yang kini semakin terancam ditinggalkan oleh parpol pendukung sendiri, khususnya PDIP dan NasDem.

Rocky Gerung memuji sikap Surya Paloh dan Megawati yang dianggap telah memberi sinyal bahwa Jokowi terancam ditinggalkan parpol pendukung.

Rocky Gerung memuji Surya Paloh dan Megawati karena telah memahami 'pintu' yang selama ini diganjal oleh oligarki yakni perpanjangan masa jabatan Jokowi, yang kemudian telah ditutup rapat.

"Sebagai dua tokoh senior, Pak Surya Paloh dan Ibu Mega paham tentang pintu yang diganjal oleh oligarki supaya nggak bisa ditutup, lalu diselundupkan di situ seri deklarasi dukungan kebulatan tekad," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 22 Maret 2022.

Baca Juga: Jokowi-Luhut Disebut Makin Terpojok Usai PDIP-NasDem Tutup Pintu Amandemen UUD 1945, Ini Kata Hersubeno Arief

Rocky Gerung mengatakan, 'pintu' tersebut sesungguhnya masih diganjal, bahkan masih ada sedikit upaya agar selalu terbuka.

Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan bahwa operasi di bawah akan terus berjalan hingga tak menutup kemungkinan ada opsi untuk memberlakukan keadaan darurat.

"Jadi, pintunya masih diganjal sebetulnya dan masih ada sedikit upaya, walaupun tertutup secara parlementer tetapi operasi-operasi di bawah akan dijalankan terus, karena nanti akan ada opsi keadaan darurat, itu semua bisa terjadi," ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Isu Amandemen UUD 1945 Sarat Kepentingan Investor: Sangat Pragmatis, Bukan Substantif

Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa ditutupnya pintu amandemen UUD 1945 oleh PDIP dan NasDem serta Gerindra, PKS, PPP, dan Demokrat menutup pintu untuk terjadinya reshuffle.

"Tapi semenatara, kita akan anggap bahwa dengan ditutupnya pintu itu oleh NasDem dan PDIP terutama, lalu ada Gerindra, PKS, PPP, dan Demokrat, maka tertutup juga peluang untuk reshuffle sebetulnya kan?," katanya.

Meski demikian, filsuf asal Manado itu berpendapat bahwa upaya reshuffle kabinet yang direncanakan Jokowi tak ubahnya sekedar upaya untuk 'menyogok' parpol pendukung.

Akan tetapi kata dia, Megawati rupanya tak tertarik dengan 'sogokan' dari Jokowi karena dia ingin ada kader PDIP selanjutnya yang maju ke Pemilu 2024.

"Reshuffle sebetulnya kan dimaksudkan untuk menyogok, ternyata Ibu Mega nggak mau disogok. Ibu Mega sebetulnya mau kader PDIP yang maju di 2024 tuh. Demikian juga Prabowo yang ikut membaca sinyal itu dan menganggap bahwa 'Diam-diam kita juga harus tutup pintu itu'," ujar dia.

Baca Juga: Ketum PAN Bocorkan Rapat Koalisi Ternyata Bahas Amandemen UUD, Rocky Gerung: Persiapan untuk Menipu Rakyat

Rocky Gerung turut mengungkapkan, suara NasDem yang diwakili Surya Paloh merupakan perpanjangan lidah dari masyarakat yang menolak masa jabatan Jokowi diperpanjang.

Dia juga menyebut, Surya Paloh dan NasDem tak tertarik menerima tambahan kursi dalam kabinetnya karena mengetahui 'kapal' pemerintahan Jokowi akan tenggelam.

"Tapi yang lebih penting adalah suara NasDem, karena di awal minggu lalu orang masih analisis 'Jangan-jangan NasDem itu masih pragmatis', tapi saya kira udah final lah bagi Pak Surya Paloh 'Ngapain sih kursi itu nambah, nggak ada gunanya. Wong kapal udah mau tenggelam'," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah