“Jokowi memang bersepakat tentu diam-diam ucapin hal itu untuk mengutus asisten-asisten operasional ke daerah untuk bikin kebulatan tekad, jadi itu intinya. Wah kan saya udah pernah ucapkan supaya hentikan itu, ya, hentikan ucapannya tetapi aktivitasnya tetap jalan,” tambahnya.
Rocky juga menambahkan bahwa hal itu hanya taktik Jokowi agar bisa menikmati kepuasaan ibukota baru dan terus melakukan kebulatan tekad.
“Kita akan melihat terus kebulatan tekad gak mungkin dihentikan, karena sudah menjadi semacam tujuan utama Presiden Jokowi adalah menikmati kepuasan, agar bisa menikmati ibukota baru, itu adalah satu paket, jadi kalau ucapan seolah-olah marahi menteri supaya stop, maunya headline begitu, tetapi isi berita nya yang ditugaskan tetap berlangsung,” tuturnya.
Mantan Dosen UGM itupun menyatakan bahwa Jokowi sudah menyewa beberapa tokoh intelektual dan menyogok beberapa para ahli hukum untuk mewujudkan tujuannya itu.
“Tokoh-tokoh intelektual sudah pada disewa, mulai membuat opini tentang masuk akalnya tiga periode, pakar-pakar HTN juga disogok, mungkin akan disogok dengan mobil listrik karena itu garasi mereka sudah dibikin lebih lebar, karena memerlukan opini hukum untuk mewujudkan ide tiga periode, itu intinya,” tambahnya.
“EFN selalu menggunakan ketatabahasaan presiden, memang dia sudah sadar tapi boong,” lanjutnya.***