Network
KABAR BESUKI – Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Nafis mendukung adanya rencana unjuk rasa atau demo dari mahasiswa yang akan digelar pada 11 April 2022.
Melalui cuitannya di Twitter, Cholil Nafis mengaku percaya bahwa suara dan aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa murni datang dari hati nurani.
Cholil Nafis sangat yakin bahwa apa yang dilakukan oleh mahasiswa adalah buah olah hati dan pikiran mereka sendiri.
Baca Juga: Jokowi Terima Kunjungan Menteri Luar Negeri Kanada, Bagaimana Kabar Mahasiswa?
“Saya masih yakin suara mahasiswa itu murni dari denyut nadi dan suara hati rakyat, maka dengarkanlah,” tulis Cholil Nafis melalui cuitannya di Twitter @cholilnafis pada 11 April 2022.
Ia bahkan meyakini bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk mewakili suara hati rakyat.
Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah mendengarkan aspirasi dan merespon aspirasi yang mereka sampaikan.
Menurut Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah ini, unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa ini tidak perlu dihalang-halangi dengan cara apapun.
Cholil Nafis juga meminta dengan tegas agar aksi demo yang digelar oleh mahasiswa pada 11 April 2022 tidak disusupi atau ditunggangi oleh kepentingan lain.
Baca Juga: Aksi Demo 11 April 2022 Memanas di Berbagai Daerah, Rocky Gerung Sebut Istana Alami Ketegangan
“Jangan halangi dan jangan disusupi apalagi ditunggangi mereka untuk menghancurkan pemerintah yang sah,” ujar Cholil Nafis.
Cholil Nafis juga berpesan kepada mahasiswa agar menyampaikan aspirasi dengan baik dan tidak merusak apapun.
Ia meminta agar para mahasiswa yang mengikuti aksi demo bisa menyampaikan aspirasi dengan damai dan tidak mengganggu masyarakat.
“Sampaikan aspirasimu dengan baik dan kreatif dan jangan merusak apapun,” ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, hari ini 11 April 2022, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi demo di depan Istana Negara.
Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Kondisi Ekonomi Era Jokowi 3 Kali Lebih Parah dari Krisis 1998: Nggak Becus
Aksi demo ini digelar dengan tujuan untuk menolak isu penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden hingga kenaikan harga BBM dan minyak goreng.***
