Network
KABAR BESUKI - Dokter yang Mengevaluasi Amber Heard selama 12 Jam mengatakan sang aktris menunjukkan tanda-tanda gangguan kepribadian.
Dr. Shannon Curry bersaksi bahwa Amber Heard menunjukkan tanda-tanda gangguan kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik.
Seorang psikolog klinis dan forensik yang mengevaluasi Amber Heard dan yang dipekerjakan oleh tim hukum Johnny Depp telah bersaksi bahwa aktris tersebut menunjukkan tanda-tanda gangguan kepribadian ambang dan histrionik, tetapi bukan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Pada hari kesembilan persidangan pencemaran nama baik Depp terhadap Heard di Fairfax, Virginia, Dr. Shannon Curry mengatakan kepada pengadilan bahwa dia diminta untuk memberikan evaluasi psikologis Ms. Heard pada Oktober 2021, tetapi tidak pernah diminta untuk melakukannya untuk Depp.
Dr. Curry meninjau semua dokumen kasus sebagai bagian dari evaluasinya terhadap aktris Aquaman, serta catatan medis Heard (termasuk untuk "perawatan kesehatan mental"), rekaman audio dan video, foto, dan beberapa pernyataan saksi. Dia mengatakan dia bertemu dengan Heard pada dua tanggal terpisah, yakni 10 Desember dan 17 Desember 2021, selama sekitar 12 jam total waktu tatap muka.
Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Pendapat Mimin yang Berbeda dengan Yosef dan Terungkapnya Motif Tersangka
"Hasil evaluasi Ms. Heard mendukung dua diagnosis: gangguan kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik," kata Dr. Curry seperti yang dikutip Kabar Besuki dari People.
Dr. Curry juga mengatakan dia tidak melihat bukti PTSD dalam evaluasinya terhadap Heard tetapi mencatat, "Hanya karena seseorang tidak memiliki PTSD tidak berarti bahwa mereka tidak dirugikan secara psikologis oleh apa pun yang dituduhkan dalam kasus ini, Ms. . Heard menuduh bahwa dia dirugikan secara psikologis dan bahwa dia menderita PTSD karena pelecehan yang dia duga terjadi oleh Mr. Depp."
Mayo Clinic mendefinisikan gangguan kepribadian ambang sebagai gangguan kesehatan mental yang memengaruhi cara Anda berpikir dan merasa tentang diri sendiri dan orang lain, menyebabkan masalah fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk masalah citra diri, kesulitan mengelola emosi dan perilaku, dan pola ketidakstabilan hubungan.
