Penjelasan Ketua Komnas HAM terkait Kasus Pembunuhan Berencana yang Terjadi pada Brigadir J

- 25 Agustus 2022, 14:16 WIB
Penjelasan Ketua Komnas HAM terkait Kasus Pembunuhan Berencana yang Terjadi
Penjelasan Ketua Komnas HAM terkait Kasus Pembunuhan Berencana yang Terjadi /YouTube Karni Ilyas Club/

KABAR BESUKI - Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, memberikan penjelasan terkait pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap Brigadir J.

Dalam penjelasannya Ketua Komnas HAM memaparkan beberapa barang bukti yang mereka temukan mulai dari awal hingga saat ini terkait pembunuhan yang terjadi pada Brigadir J.

Banyak spekulasi yang terjadinya penyiksaan terhadap mendiang Brigadir J, tapi hal itu terbantahkan oleh adanya autopsi pertama dan kedua, hal itu dipaparkan langsung oleh Ketua Komnas HAM sebagaimana dilansir Kabar Besuki melalui YouTube Karni Ilyas Club.

Baca Juga: Ferdy Sambo Ajukan Surat Pengunduran Diri dari Polri Usai Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir J

"Fokus Komnas HAM tentu saja tentang Hak Asasi Manusia, ada peristiwa kematian itu soal hak asasi/hak untuk hidup. Waktu di awal ada spekulasi terjadinya penyiksaan, walaupun dengan autopsi ulang itu terbantahkan," kata Taufan.

Ada sekitar 90 orang yang terlibat dan tidak semua terkena unsur pidana, hanya beberapa yang mungkin diperintahkan dan yang lainnya memang sengaja ikut menghilangkan jejak, mengubah TKP, mengambil barang bukti kemudian diubah.

"Temuan kami sejak awal itu memang ada indikasi kuat yang kita sebut Obstruction of Justice, kita telusuri dan memang belakangan didapatkan bukan saja pengakuan tapi memang bukti-bukti yang memperlihatkan sejak peristiwa terjadi, ada langkah-langkah mengubah TKP, menghilangkan barang bukti dan melakukan rekayasa, membuat disinformasi pada publik," lanjutnya.

Baca Juga: Sidang Etik Polri Dimulai, Nasib Tersangka Ferdy Sambo Ditentukan Hari Ini

Menurut Taufan, keterangan awal alasan Yosua dibunuh karena perasaan pribadi tapi akhirnya pengakuan tersebut diubah kembali.

Awalnya dikatakan bahwa, TKP pembunuhan Brigadir J terjadi di rumah dinas dari Ferdy Sambo, akhirnya diubah berada di Magelang.

"Alasan Yosua dibunuh sampai saat ini pengakuannya adalah pribadi merusak martabat keluarganya, semula dilakukan di rumah dinas tapi belakangan diubah lagi terjadi di Magelang. Ini perlu ditelusuri apa benar itu motifnya?," lanjutnya.

Taufan mengatakan bahwa, Komnas HAM menginginkan penyidik untuk mencari barang bukti nyata selain keterangan para oknum, karena khawatir pengakuan mereka akan kembali berubah.

Baca Juga: Sidang Ferdy Sambo Dilaksanakan Secara Tertutup, Kawasan Mabes Polri Penuh dengan Penjagaan Ketat

"Kami merekomendasikan ke para penyidik supaya mencari barang bukti selain keterangan, karena kalau hanya keterangan kami sangat khawatir di persidangan nanti akan berubah lagi," terangnya.

Menurut keterangan dari Bharada E, Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J tapi hal itu tidak bisa dibuktikan karena barang bukti berupa CCTV sudah dihancurkan.

"FS ikut menembak keterangan itu dari Bharada E, yang jadi masalah CCTV di rumah rusak, decoder hilang dari tempatnya alatnya berceceran di kamar," jelasnya.

Ketua Komnas HAM tersebut menjelaskan bahwa, pada autopsi pertama ataupun autopsi ulang terdapat lubang peluru yang berbeda dan tim balistik juga mencurigai itu, kemungkinan ada jenis peluru dan senjata yang berbeda.

Baca Juga: Bharada Eliezer Menjadi Justice Collaborator dan Dijaga 3 Orang Selama 24 Jam Penuh

"Autopsi pertama dan kedua Yosua membuktikan bahwa lubang tembak yang ada pada Yoshua itu tidak sama, dimungkinkan ini dua atau lebih, jenis peluru dan senjata yang berbeda," jelasnya.

Dia juga memaparkan, untuk memastikan apakah pelakunya lebih dari satu, atau Bharada E dan juga Ferdy Sambo dibantu dengan yang lain, Ketua Komnas HAM berharap penyidik menemukan barang bukti.

"Kalau berbeda jenis berarti pelakunya lebih dari satu, tapi siapa? apakah Bharada E ditambah FS atau ada yang lain?, itu yang saya kira penyidik mencari barang bukti," lanjutnya.

Menurutnya, hingga saat ini CCTV yang dirusak juga belum bisa ditemukan kemana hilangnya.

Baca Juga: Anak Ferdy Sambo Menjadi Korban Bullying, LPAI Menawarkan Perlindungan dan Pendampingan Psikologis

"Sampai saat ini CCTV yang didalam rumah itu belum ditemukan," lanjutnya.

Dia menjelaskan bahwa, Ferdy Sambo mengakui perencanaan pembunuhan dan dia adalah otak atas pembunuhan dari Brigadir J, tapi dia tidak memberikan keterangan lebih jelas terkait dia ikut menembak atau tidak.

Karena pernyataan kalau Ferdy Sambo ikut menembak didapatkan dari pengakuan Bharada E.

"Dua hal pokok yang diakui FS, dia yang merencanakan pembunuhan karena marah, yang kedua dia mengakui bahwa dia otak pembunuhan tersebut, dia aktor utamanya, tapi pertanyaan untuk dia yang menembak atau tidak? tidak secara persis dia katakan, Bharada E yang mengatakan bahwa FS ikut menembak," tuturnya.

Fauzan mengatakan bahwa, Ferdy Sambo mengakui bahwa dia yang menyusun segala skenario pembunuhan Brigadir J.

Baca Juga: Hp Milik Brigadir J Sedang Dicari Timsus Polri, Guna Ungkap Motif Pembunuhan yang Dilakukan Ferdy Sambo

"FS mengakui bahwa dia yang merancang, menggerakkan, nanti bikin skenario seolah ada pelecehan, kemudian Bharada E tapi ditembak Yoshua. Itu diakui skenario yang dia bikin, belum terlalu jelas PC ikut kontribusi atau tidak," Tutupnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x