Melalui pergerakan ini, Rasuna Said menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) untuk menyuarakan kolonial Belanda dan perlakuan tak adil pada perempuan.
Tak cukup disini, ia pindah ke Padang pada tahun 1931 untuk menyebarkan pergerakan PERMI divisi perempuan.
Hingga pada akhirnya ia ditangkap oleh Belanda karena dianggap telah menentang kekuasaan Belanda.
Akan tetapi, jiwanya tak pernah gentar, ia terus melakukan pidato pembelaan yang menginspirasi tanpa keraguan.
Setelah bebas dari Belanda, Rasuna membuka banyak sekolah khusus perempuan dan berfokus pada karir jurnalistik saat usia sudah menginjak 24 tahun.
Baca Juga: Mengenal K.R.T. Hardjonagoro, Pelopor ‘Batik Indonesia’ yang Jadi Tema Google Doodle 11 Mei 2021
Dengan segenap keberanian yang ia punya, ia selalu menanamkan nilai nasionalisme hingga wafat pada 2 November 1965.
Patutlah jika sosok Rasuna Said menjadi inspirasi kaum muda, bahkan dijadikan ikon Google Doodle hari ini.***