“Pemeriksaan ini untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab sebagai operator pemegang senjata pelontar. Ini yang sedang kami dalami terkait manager pengamanannya,” ungkap Dedi Prasetyo.
Penonaktifan tersebut diungkap sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden RI Jokowi untuk mengusut tuntas kasus tragedi di Kanjuruhan Malang secara transparan.
Seperti yang diketahui bahwa pada laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu berakhir dengan terjadinya tragedi kelam.
Dimana pada akhir pertandingan, beberapa supporter memutuskan untuk turun ke lapangan, namun suasana semakin rusuh saat polisi mulai menembakkan gas air mata.
Penembakan gas air mata itu semakin membuat suasana tidak terkendali, dimana para supporter berbondong-bondong untuk keluar lapangan.
Sehingga banyak korban tewas dan luka-luka berat akibat berdesak-desakan, terinjak-injak, dan sesak napas.
Akibat tragedi kelam dalam sejarah sepakbola Indonesia BRI Liga 1 2022/2023 juga dihentikan untuk sementara sampai ada pemberitahuan lebih lanjut..***