KABAR BESUKI – Inilah kronologi asal muasal mengenai kasus hutang PSSI kepada Target Eleven, perusahaan asal Belgia yang bahkan juga melayangkan gugatan.
Dalam gugatan itu, PSSI diminta segera membayar hutang yang mencapai 47 juta dolar AS atau sekitar Rp 672 Milyar.
Yunus Nusi selaku Sekretaris Jenderal mengatakan kerja sama itu terjadi pada 2013 antara Target Eleven dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Baca Juga: Jadwal Pekan 30 Liga Inggris Live SCTV dan Mola TV: Tonton Big Match Tottenham Hotspurs vs West Ham
Saat ini muncul dualisme kompetisi yaitu Liga Super Indonesia (ISL) yang diakui FIFA, dan Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap FIFA sebagai ‘liga separatis’ karena tidak sah di bawah PSSI.
Yunus Nusi juga mempertanyakan mengapa Target Eleven tidak menyebut nama LPIS yang merupakan penyelenggara kompetisi Liga Primer Indonesia dalam keterangannya terkait kasus yang dilaporkan ke CAS.
Yunus Nusi mengatakan PSSI memiliki niat baik untuk menyelesaikan kasus ini, tetapi Target Eleven bersikeras menyeret adiministrasi yang sekarang tak tahu menahu soal perjanjian yang hampir 10 tahun lalu.
“PSSI berniat baik untuk menyelesaikan kasus ini. Namun Target Eleven bersikeras untuk menyeret administrasi sekarang yang tidak tahu menahu mengenai perjanjian yang terjadi hampir satu dekade yang lalu. Sementara itu, pihak LPIS tidak pernah disinggung dan dilibatkan oleh oleh Target Eleven dalam kasus ini,” tutur Yunus Nusi.
Baca Juga: Roman Abramovich Bakal Ambil Alih Klub Professional CSKA Moscow Jika Chelsea Sudah 'Laku'
PSSI sendiri, dalam tiga pergantian kepemimpinannya, tidak pernah menyebut atau menandai hutang itu dalam kongres tahunannya yang selalu dihadiri perwakilan FIFA, AFC, dan AFF.
Dugaan utang PSSI itu pertama kali dipublikasikan media Belgia, RTBF, Rabu 16 Maret 2022 lalu.
Melalui laman rtbf.be, Target Eleven menceritakan kericuhan tersebut.***