KABAR BESUKI - Tengah beredar sebuah video yang mengklaim Habib Rizieq, AHY, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo cocok jadi presiden.
Video tersebut diunggah oleh kanal YouTube Gajah Mada TV pada Senin, 30 Agustus 2021 dengan judul:
'HRS JADI PRESIDEN? HABIB RIZIEQ, AHY, ANIES & GATOT DINILAI COCOK GANTIKAN JOKOWI SEBAGAI PRESIDEN!'.
Bahkan pada thumbnail dari video tersebut terdapat narasi yang berbunyi sebagai berikut:
'TAK DITAYANGKAN DI TV'
'BEBAN PRESIDEN 2024 MENDATANG JOKOWI DAN PDIP SUDAH DITINGGALKAN RAKYAT'
'HRS JADI PRESIDEN? HABIB RIZIEQ, AHY, ANIES & GATOT DINILAI COCOK GANTIKAN JOKOWI SEBAGAI PRESIDEN!'
Baca Juga: Mahasiswa, Rakyat dan Umat Disebut Gelar Aksi Turunkan Jokowi di Seluruh Daerah? Simak Faktanya
Penjelasan:
Berdasarkan hasil penelusuran Kabar Besuki, tidak ada informasi resmi dan valid mengenai Habib Rizieq, AHY, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo yang dinilai cocok jadi presiden.
Video tersebut sama sekali tidak membahas mengenai Habib Rizieq, AHY, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo cocok jadi presiden.
Berita dalam video tersebut justru menjelaskan mengenai pengganti Jokowi sebagai presiden yang diprediksi akan sulit mengembalikan perekonomian Indonesia yang saat ini sedang 'berantakan'.
Selain itu, video tersebut juga berisi mengenai isu persetujuan Presiden Jokowi terhadap amandemen UUD 1945 yang dikemukakan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Akan tetapi, Presiden Jokowi sendiri tak menyetujui adanya wacana amandemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatannya, termasuk dengan cara menunda pelaksanaan Pemilu 2024.
Bambang Soesatyo menegaskan bahwa Presiden Jokowi mendukung adanya amandemen atas UUD 1945 hanya untuk merevisi pokok-pokok haluan bernegara dan tidak akan melebar ke persoalan lainnya.
Baca Juga: Mahasiswa Islam Bersama Aktivis dan Rakyat Desak DPR Makzulkan Jokowi, Begini Faktanya
Kesimpulan:
Video yang mengklaim bahwa Habib Rizieq, AHY, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo yang dinilai cocok jadi presiden merupakan konten hoax dengan kategori misleading content, karena tidak adanya kesesuaian antara judul dengan isi konten.***