KABAR BESUKI – Beredar di media sosial YouTube sebuah video yang mengklaim bahwa Ustad Yahya Waloni tidak mau dipenjara hingga lakukan hal gila.
Video tersebut diedarkan oleh akun atau Kanal YouTube Buku Harian pada 2 September 2021.
Dalam sebuah unggahan tersebut, penulis juga menuliskan narasi sebagai berikut:
Baca Juga: [Cek Fakta] MA, MK, dan DPR Dikabarkan Sepakat Akan Perjuangkan Keadilan untuk Habib Rizieq
“Berita Terkini ~ Tak Mau Dipenjara ! Yahya Waloni Nekat Lakukan Hal Gila”
Bahkan, tak hanya itu pengunggah video juga menuliskan dalam sampul dengan narasi seperti:
“JANGAN DITIRU!!!
TAK MAU DIPENJARA
YAHYA WALONI LAKUKAN HAL GILA”
Selain itu, dalam sampul juga terlihat foto yang menunjukkan Ustad Yahya Waloni sedang diamankan oleh petugas, namun dapat dipastikan foto tersebut merupakan hasil suntingan atau melalui proses editing.
Baca Juga: Cek Fakta: Penyidik Dikabarkan Obrak-abrik Ruang Kerja Anies Baswedan, Bukti Kunci Diamankan?
Penjelasan:
Setelah Tim Kabar Besuki telusuri lebih jauh, dalam video tersebut tidak berisi tentang adanya pemberitaan bahwa Ustad Yahya Waloni tak mau dipenjara hingga lakukan hal gila.
Dalam video tersebut hanya berisi pemberitaan tentang penangkapan Ustad Yahya Waloni atas dugaan kasus yang menimpanya, yakni kasus ujaran kebencian.
Sebagai informasi, penceramah sekaligus dai kondang Ustad Yahya Waloni ditangkap oleh Tim dari Bareskrim Polri di kediamannya di kawasan Cibubur pada Kamis, 26 Agustus 2021 sekitar pukul 17.00 WIB.
Tak lama setelah ditangkap, Ustad Yahya Waloni dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Baca Juga: Cek Fakta: Raja Arab Dikabarkan Turun Tangan Jemput Habib Rizieq, Jokowi Panik?
Menurut keterangan polisi, Ustad Yahya Waloni mengalami sesak nafas setelah dilakukan penangkapan, kemudian langsung dilarikan ke RS Polri Kramat Jati.
Kesimpulan:
Video yang mengklaim bahwa Ustad Yahya Waloni tak mau dipenjara hingga lakukan hal gila adalah klaim yang tidak benar dan termasuk dalam berita Hoax.
Tak hanya itu, konten yang diunggah oleh Buku Harian termasuk dalam konten yang misleading information.***