Hersubeno Arief Merasa Ragu terhadap Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 7,07 Persen oleh Pemerintah

9 Agustus 2021, 06:00 WIB
Hersubeno Arief Merasa Ragu terhadap Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 7,07 Persen oleh Pemerintah /Ilustrasi/PIXABAY/nattanan23

KABAR BESUKI - Konsultan media dan politik Hersubeno Arief merasa ragu terhadap klaim pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07 persen oleh pemerintah.

Hersubeno Arief yang pernah berkecimpung dalam industri pertelevisian Indonesia ini menyebut bahwa isu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim meroket sebesar 7,07 persen sengaja dihembuskan oleh kubu pro pemerintah untuk menunjukkan bahwa kinerja Presiden Jokowi tampak berada di jalan yang benar.

"Mereka (kubu pro pemerintah) menjadikan bahan ini (isu pertumbuhan ekonomi), menunjukkan bahwa kinerja pemerintahan Jokowi on the right track kendati di tengah pandemi. Sementara kubu yang berseberangan, oposisi dan ekonom kritis berusaha untuk men-downgrade-nya. Dua-duanya menggunakan bahasa yang hiperbola," kata Hersubeno Arief sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Hersubeno Point pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 7,07 Persen, Angka Ini Merupakan yang Tertinggi Sejak Covid-19

Hersubeno Arief membenarkan bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang naik 7,07 persen bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan atau kuartal kedua 2021 sebagaimana telah disampaikan oleh Margo Yuwono selaku Kepala BPS.

Akan tetapi, hal tersebut justru disebabkan dari kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Dari pernyataan Margo Yuwono tadi kita jadi paham mengapa sampai muncul data yang mengejutkan. Jadi selalu sampai menggunakan kata-kata yang terlalu indah untuk dipercaya," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Resmi Keluar dari Kondisi Ekonomi di Kuartal II, BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 7,07 Persen

Hersubeno Arief mengaku heran ketika pemerintah mengumumkan rilis BPS yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 7,07 persen pada kuartal kedua 2021.

Sebab, hal tersebut terjadi ketika Indonesia dihadapkan dengan situasi pandemi Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan, hingga dunia menyebut Indonesia sebagai episentrum Covid-19.

"Masak iya sih, dalam situasi seperti saat ini ketika kehidupan kita sulit, ketika angka-angka penularan Covid semakin tinggi, ketika banyak orang yang meninggal dunia mendadak bahkan sampai pedesaan-pedesaan di Jawa, dan dunia menyebut Indonesia sebagai negara episenter dari pandemi tiba-tiba kok angkanya sangat melejit," katanya.

Bahkan, Hersubeno Arief juga mengaku heran karena angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 7,07 persen benar-benar tepat sesuai dengan prediksi dari Presiden Jokowi.

"Yang lebih menghebohkan lagi, angkanya kok bisa sama persis ya seperti prediksi Presiden Jokowi? Atau mungkin presiden sudah mendapatkan bocoran sebelumnya?," ujar dia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali Meningkat Signifikan, Jokowi: Ini Harus Direspon Cepat

Hersubeno Arief berpendapat, publik sudah terbiasa dengan janji-janji Presiden Jokowi khususnya terkait pertumbuhan ekonomi yang sering dijanjikan akan meroket pada periode tertentu.

Selama ini, hampir setiap janji ataupun prediksi Presiden Jokowi terkait pertumbuhan ekonomi selalu meleset.

"Publik selama ini sudah terbiasa dengan janji-janji atau prediksi Presiden Jokowi dan semuanya itu memang nggak terbukti. Sepanjang masa pemerintahannya berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi itu mentok di angka 5 persen," ucapnya.

Meski prediksi Presiden Jokowi kali ini tepat, publik sudah terlanjur skeptis karena pemerintah dianggap sering membohongi publik dengan segala caranya.

"Jadi wajar kalau sekarang, walau pemerintah dan buzzer mencoba menggoreng data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik, publik sudah terlanjur skeptis. Ditambah lagi fakta di lapangan juga tidak nyambung dengan data yang dilansir BPS," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Hersubeno Point

Tags

Terkini

Terpopuler