Harga Minyak Jatuh ke Level Paling Rendah, Pedagang Resah Atas Kemungkinan Resesi Ekonomi Tahun Ini

5 Agustus 2022, 09:01 WIB
Harga Minyak Jatuh ke Level Paling Rendah, Pedagang Resah Atas Kemungkinan Resesi Ekonomi Tahun Ini /Pixabay @jplenio-7645255

KABAR BESUKI – Harga minyak jatuh ke level paling rendah sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina, hingga pedagang resah atas kemungkinan resesi ekonomi tahun ini.

Harga minyak turun ke level terendah sejak sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari di perdagangan Kamis.

Karena para pedagang khawatir tentang kemungkinan resesi ekonomi tahun ini yang menumbuhkan kekhawatiran dapat mengurangi permintaan energi.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Terus Bergejolak Pada Hari Ini Kamis 4 Agustus 2022, Alami 7 Kali Erupsi

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat untuk pengiriman September turun $2,12, atau 2,3 persen, menjadi menetap di $88,54 per barel di New York Mercantile Exchange, penyelesaian pertama di bawah $90 per barel sejak 2 Februari.

Brent berjangka untuk pengiriman Oktober kehilangan $2,66, atau hampir 2,8 persen, menjadi ditutup pada $94,12 per barel di London ICE Futures Exchange, penyelesaian terendah sejak 18 Februari.

Kemunduran harga terjadi setelah aksi jual di pasar minyak, dengan harga standar minyak mentah Amerika Serikat  dan Brent masing-masing turun 4,0 persen dan 3,7 persen pada Rabu 3 Agustus 2022.

Baca Juga: Pasien Suspek Cacar Monyet Ada di Jawa Tengah, Dinkes Terus Lakukan Pemantauan

Data yang dirilis Rabu 3 Agustus 2022 menunjukkan adanya peningkatan persediaan minyak mentah Amerika Serikat  selama sepekan terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan melemahnya permintaan.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah negara itu naik 4,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 29 Juli.

Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan penurunan 1,7 juta barel dalam pasokan minyak mentah.

Prospek permintaan tetap dibayangi oleh meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, tekanan utang di negara berkembang dan kebijakan ketat nol Covid-19 di China, importir minyak terbesar di dunia.

Baca Juga: Apakah Benar Indonesia Akan Turun Salju pada 7 Agustus, Ini Kata BMKG

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu memutuskan untuk meningkatkan produksi sebesar 100.000 barel per hari untuk September.

Persediaan minyak mentah Amerika Serikat juga naik tak terduga pekan lalu pada Kamis 4 Agustus 2022 karena ekspor turun dan penyulingan memangkas produksi.

Sementara persediaan bensin mencatat kenaikan mengejutkan karena permintaan melambat, Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat mengatakan.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler