Network
KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung menyebut milenial dunia tak percaya dengan pameran keberhasilan ekonomi pada masa pemerintahan Jokowi.
Rocky Gerung mengatakan bahwa dirinya memiliki tim diskusi kecil yang beranggotakan kaum milenial berusia 17-21 tahun yang berdomisili di Indonesia, Eropa, dan Amerika.
Menurut hasil diskusinya dengan mereka, Rocky Gerung mengatakan bahwa keberhasilan ekonomi yang dipamerkan pemerintahan Jokowi sesungguhnya hanyalah pameran keberhasilan yang didorong oleh industri ekstraktif.
"Saya punya tim kecil sekarang yang namanya kaum milenial, usianya 17-21 tahun di Indonesia dan di Eropa, di Amerika. Saya ngobrol dengan mereka, bagi mereka yang dipamerkan oleh Pak Jokowi melalui juru bicaranya tentang sukses ekonomi itu, ya berumbuh ekonominya tapi di-injuice oleh extractive industry," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club pada Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca Juga: Skakmat Hasto, Rocky Gerung Sebut SBY Unggul Telak dari Jokowi di Bidang Ekonomi
Rocky Gerung mengatakan, milenial dunia justru menganggap pameran keberhasilan ekonomi dari pemerintahan Jokowi yang bersumber dari industri ekstraktif sebagai kedunguan.
Dia mengatakan, milenial menilai pemerintahan Jokowi tak banyak memiliki inovasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena hanya mengandalkan sektor pertambangan dan kelapa sawit.
"Dan bagi milenial itu artinya kedunguan, karena nggak ada inovasi kalau kita tumbuhkan ekonomi hanya dengan gali-gali tambang, jual. Manjat-manjat pohon sawit, jual. Kan nggak ada kerjaan otak di situ kan? Apa kerjaan otaknya?," ujarnya.
Rocky Gerung mengatakan, saat ini masyarakat dunia tak lagi percaya dengan informasi pertumbuhan ekonomi sebagaimana dipaparkan oleh pemerintahan Jokowi karena sistem dunia telah berubah drastis.
Bahkan dia mencontohkan, milenial di dunia saat ini cenderung tidak tertarik untuk membeli branded fashion saat masuk ke sebuah mall.
"Jadi bagi kita, bagi saya, kita nggak mau lihat itu karena sistem dunia setelah Covid berubah. Kalau Anda bicara dengan milenial judulnya enggak ada milenial dunia yang sekarang masuk ke mall untuk beli branded fashion, dia nggak peduli," katanya.
Rocky Gerung juga membeberkan fakta bahwa milenial dunia justru cenderung saling berbagi satu sama lain khususnya terhadap pihak-pihak yang membutuhkan, terlebih di masa pandemi.
"Milenial di London posting di Instagram bahwa dia punya baju yang kemudian dilihat oleh anak di Brazil dan mereka tuker-tukeran baju. Artinya ada produksi yang bakal macet ke depan, itu yang kita mesti bicarakan tuh, karena Covid orang merasa 'Ngapain? Permata dunia itu, berlian dunia itu turun harganya karena nggak ada orang yang mau investasi di berlian'," ujar dia.
Rocky Gerung memberikan saran kepada calon pemimpin baru untuk membaca perubahan paradigma masyarakat dunia khususnya dari kalangan milenial.
Bahkan, dia mengibaratkan upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui pertambangan seperti menggali kuburan nenek moyang sendiri.
"Jadi ada sistem paradigm yang mesti dibaca oleh pemimpin baru nanti bahwa nggak bisa lagi kita mempromosikan bahwa 'Iya ekonomi bertumbuh' karena menggali-gali kuburan nenek moyang kita tuh," tuturnya.***
