Mengukur Dampak Digitalisasi Penyiaran, ATVSI: Jangan Sampai Industri TV Dirugikan

- 30 Desember 2020, 18:09 WIB
Ilustrasi tv
Ilustrasi tv /Wikipedia

Digitalisasi penyiaran juga membuat tata kelola industri televisi menjadi lebih efisien.

"Dan ketiga konsolidasi pertelevisian itu menjadi lebih baik. Karena untuk ruang pengelolaan bisnis secara teknologi lebih besar dan luas," tuturnya.

 Baca Juga: Lirik Lagu ‘Favorite Fact’ dari Angelica Dira, If Dreaming is The Only Way to be With You, so It's A

Secara teknis, satu frekuensi pada sistem penyiaran analog hanya dapat digunakan untuk satu saluran televisi saja, meskipun beberapa stasiun televisi dapat bersiaran menggunakan menara pemancar yang sama.

Dengan adanya digitalisasi, satu frekuensi dapat digunakan oleh dua hingga dua belas saluran televisi secara bersamaan.

Efisiensi frekuensi pada sistem penyiaran digital terestrial memungkinkan stasiun televisi free to air dapat menjangkau wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) sehingga masyarakat di wilayah tersebut tidak harus menggunakan antena parabola atau televisi berlangganan untuk mengaksesnya.

Apalagi, beberapa program televisi nasional hanya dapat disaksikan dengan menggunakan antena biasa (UHF) seperti siaran langsung pertandingan olahraga karena ketentuan hak siar antara stasiun televisi dengan penyedia program.

 Baca Juga: Waspada! Ternyata Cegukan Termasuk Gejala Terinfeksi Covid-19

Dari sudut pandang konsumen, kenyamanan menonton akan lebih terjamin karena dapat menyaksikan tayangan favorit secara gratis namun dengan kualitas yang jauh lebih baik karena tidak adanya noise pada gambar maupun suara.

Dari segi penataan frekuensi, kebijakan analog switch off (ASO) memberikan digital dividend untuk kebutuhan akses internet 5G. Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi 5G dapat menikmati layanan video streaming layaknya menikmati siaran televisi konvensional.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Kemkominfo ATVSI


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah