4 Program yang Membuat Industri TV Tetap Bertahan di Era Disrupsi, Ada Sinetron dan Pertandingan Sepak Bola

- 24 Desember 2021, 17:43 WIB
4 Program yang Membuat Industri TV Tetap Bertahan di Era Disrupsi, Ada Sinetron dan Pertandingan Sepak Bola.
4 Program yang Membuat Industri TV Tetap Bertahan di Era Disrupsi, Ada Sinetron dan Pertandingan Sepak Bola. /PIXABAY20

KABAR BESUKI - Di tengah era disrupsi digital yang berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, industri TV rupanya masih tetap bertahan bahkan tetap mendominasi pangsa pasar belanja iklan media nasional.

Ada empat program yang membuat industri TV tetap bertahan di era disrupsi, termasuk di antaranya sinetron dan pertandingan sepak bola.

Bahkan karena hal tersebut, beberapa grup media yang bermain di industri TV free to air mampu mencatatkan laba bersih di atas rata-rata meski ada pula stasiun TV yang harus menanggung kerugian luar biasa pada saat yang bersamaan.

Sebab, kue iklan yang diperebutkan cenderung tidak bertambah meski jumlah pemain industri TV bertambah, sehingga memicu terjadinya 'saling sikut' antar stasiun TV atau pemain industri TV demi memperebutkan kue iklan yang terbatas.

Baca Juga: Sutanto Hartono Yakin Industri TV Tetap Tumbuh dan Tak Akan Mati di Tengah Disrupsi Digital, Begini Alasannya

Berikut program yang membuat industri TV tetap bertahan di era disrupsi sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari berbagai sumber, antara lain:

1. Sinetron

Meski era disrupsi telah mengubah cara masyarakat dalam mengakses hiburan, rupanya sinetron masih menjadi program yang banyak ditonton dan membuat industri TV tetap bertahan, bahkan semakin bertambah cuan.

Di saat beberapa stasiun TV tanah air harus berjuang keras karena kehilangan potensi pasarnya, beberapa stasiun TV yang masih mengandalkan sinetron (juga FTV) sebagai ladang cuan utama mereka seperti RCTI, MNCTV, SCTV, dan Indosiar justru mampu mengeruk cuan di atas rata-rata industri TV free to air nasional.

Bahkan apabila dicermati lebih dalam, hanya MNC Group dan Emtek (melalui SCM) yang mampu mencatatkan laba bersih di atas Rp1 triliun per tahun dalam beberapa tahun terakhir, bahkan jika pendapatan di luar segmen bisnis free to air tidak diperhitungkan.

Dari keuntungan sinetron yang mereka tayangkan, jangan heran jika keduanya masih sanggup melakukan ekspansi ke segmen bisnis lainnya hingga rela berebut hak siar pertandingan sepak bola maupun cabang olahraga lainnya meski harganya cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Mengukur Dampak Digitalisasi Penyiaran, ATVSI: Jangan Sampai Industri TV Dirugikan

2. Pertandingan Sepak Bola

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa pertandingan sepak bola menjadi program lain yang membuat industri TV Indonesia khususnya free to air di Indonesia tetap menjanjikan secara bisnis, meski sudah banyak layanan over the top (OTT) yang juga menyajikan siaran langsung pertandingan sepak bola.

Pasalnya, tak semua orang memiliki fasilitas memadai untuk mengakses pertandingan sepak bola secara streaming, bahkan kadangkala terjadi crash saat traffic pada sebuah link live streaming mencapai puncaknya.

Menyiarkan pertandingan sepak bola memang tak selalu mendatangkan keuntungan finansial (bahkan berpotensi merugi) khususnya bagi stasiun TV free to air, karena mahalnya harga hak siar yang ditawarkan pihak penyelenggara maupun distributor.

Bahkan untuk event seperti Piala Dunia, Piala Eropa, atau Liga Champions, setiap pemegang hak siar tidak diperbolehkan untuk menayangkan iklan di tengah pertandingan berlangsung, kecuali dari official sponsor yang bekerja sama langsung dengan pemilik event.

Akan tetapi, pertandingan sepak bola juga sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan bagi operator TV berbayar (juga layanan OTT) melalui penjualan paket berbayar, dan dua penguasa industri TV free to air di Indonesia (dalam hal ini MNC Group dan Emtek) juga tengah sibuk mengembangkan bisnis di bidang TV berbayar maupun layanan OTT masing-masing.

Yang perlu dicatat pula, menonton pertandingan sepak bola melalui TV free to air maupun berbayar memiliki kepuasan tersendiri karena risiko gangguan tayangan yang cenderung lebih rendah serta disajikan dalam frame rate per second yang tinggi.

Baca Juga: 3 Alasan Ini Membuktikan Kehadiran Media Baru Justru Makin Memperkuat Industri TV, Begini Penjelasannya

3. Pertandingan Bulutangkis

Sama seperti poin sebelumnya, pertandingan bulutangkis juga termasuk salah satu program yang membuat industri TV di Indonesia bisa bertahan sampai sekarang.

Terlebih, Indonesia memiliki sejarah prestasi yang luar biasa pada cabang olahraga ini, sehingga pertandingan bulutangkis apapun yang melibatkan atlet dari Indonesia akan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat tanah air.

4. Pencarian Bakat (Terutama Dangdut)

Pencarian bakat (terutama dangdut) juga termasuk program yang masih sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Indonesia di tengah era disrupsi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

MNC Group dan Emtek yang tergolong kuat dalam menayangkan sinetron rupanya juga turut mendulang cuan dari program pencarian bakat yang ditayangkan secara berkala, bahkan pendapatan iklan per episodenya mampu melampaui sinetron yang mereka tayangkan.

Sebab, musik sudah tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, termasuk juga musik dangdut yang sangat digemari masyarakat Indonesia dari kalangan bawah hingga atas.

Selain mampu membuat industri TV bertahan, program pencarian bakat juga dimanfaatkan untuk menunjang bisnis agensi artis yang berafiliasi dengan stasiun TV penyelenggara.

Tujuannya, agar mereka (dalam konteks grup media penyelenggara) juga memperoleh cuan melalui skema bagi hasil dengan artis jebolan ajang tersebut setiap kali tampil di stasiun TV kompetitor hingga ketika mereka diundang ke berbagai acara off-air.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

x