Hati-hati, Wanita Lebih Berisiko Tinggi Alami Serangan Jantung Malam Hari

4 Februari 2021, 19:51 WIB
Ilustrasi serangan jantung pada wanita /Freepik/Jcomp/

 

KABAR BESUKI - Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan itu sendiri bisa bermacam-macam.

Ada gangguan pada pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir.

Center for Cardiac Arrest Prevention di Smidt Heart Institute telah menemukan untuk pertama kalinya bahwa pada jam-jam malam hari, wanita lebih mungkin menderita kematian mendadak daripada pria karena serangan jantung.

Baca Juga: Sakit Kepala dan Punggung Bisa Pengaruhi Fungsi Otak? Ternyata Ini Kata Peneliti

Penelitian Chugh juga menunjukkan bahwa 25,4% wanita yang diteliti menderita serangan jantung pada malam hari dibandingkan 20,6% pria.

Prevalensi penyakit paru secara signifikan lebih tinggi pada mereka yang mengalami serangan jantung pada malam hari dibandingkan dengan mereka yang mengalami serangan jantung pada siang hari.

Mereka yang mengalami serangan jantung di malam hari memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari riwayat merokok sebelumnya atau saat ini.

Baca Juga: Minuman Berakohol Lebih Berbahaya Daripada Menghisap Ganja, Bahkan Mariyuana Dilegalkan di Negara Ini

"Prevalensi penyakit paru obstruktif kronik dan asma ditemukan secara signifikan lebih tinggi pada kasus serangan jantung mendadak pada malam hari dibandingkan dengan kasus siang hari, tanpa memandang jenis kelamin," kata Chugh, juga Ketua Pauline dan Harold Price di Cardiac Electrophysiology Research. 

"Obat yang mempengaruhi otak, beberapa di antaranya memiliki potensi untuk menekan pernapasan, juga ditemukan memiliki penggunaan yang jauh lebih besar di malam hari dibandingkan dengan serangan jantung di siang hari." Lanjutnya.

Baca Juga: Pasien COVID Mengalami Peningkatan Risiko Pembekuan Darah Serius, Ini Alasannya!

Berdasarkan temuan ini, laporan penelitian ini menunjukkan bahwa dokter yang meresepkan resep mungkin ingin berhati-hati saat merekomendasikan obat yang mempengaruhi otak, misalnya obat penenang dan obat yang diresepkan untuk mengatasi rasa sakit dan depresi, untuk pasien berisiko tinggi, terutama wanita.***

 

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Medical Express

Tags

Terkini

Terpopuler