Ternyata Hubungan dengan Uang Sangat Mempengaruhi Kesehatan, Simak Sekarang!

15 Februari 2021, 22:50 WIB
Ilustrasi uang di dalam dompet. /Pixabay

KABAR BESUKI – Di era modern saat ini, kemungkinan stres dan kecemasan tentang uang adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.

Menurut American Psychological Association, sekitar 80% milenial memiliki gangguan semacam stres atau kecemasan yang berkaitan dengan uang. Terlepas dari kenyataan bahwa, tidak ada bukti bahwa uang dapat membuat seseorang lebih bahagia.

Sebuah survei besar yang dilakukan oleh Universitas Princeton menemukan bahwa meskipun penghasilan sekitar $ 75.000 setahun atau sekitar 1,1 miliar rupiah, dapat menyebabkan ketidakbahagiaan, karena peningkatan kekayan tidak berdampak pada kesejahteraan emosional.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Hollywood Untuk Menemanimu di Single Awareness Day

Dilansir  dari Healtline, Seorang profesor keuangan di Nebraska, Brad Klontz mengatakan,"Selama kita merasa seperti sedang dan memiliki kebutuhan dasar yang terpenuhi, seperti makanan dan tempat tinggal, tidak ada korelasi antara uang dan kebahagian.”

alasannya biologis dan psikologis, bahwa uang menyebabkan masalah adalah fakta bahwa sering membandingkan status keuangan dengan orang lain.

Beberapa kecemasan yang berhubungan dengan uang itu baik, karena untuk berhati-hati dalam mengelolanya dan tidak memaksakan diri untuk meminjam terlalu banyak kepada orang lain.

Beberapa cara sehat berikut dapat membantu dalam menangani masalah keuangan

  1. Pikirkan Pandangan Tentang Uang

Keyakinan kita tentang uang biasanya tidak disadari dan diturunkan dari orang tua, kakek nenek, budaya, dan masyarakat.

Baca Juga: Tidak Semua Mantra di Banyuwangi Negatif, Kenali Fungsi Mantra dari Warnanya

Klontz mengatakan, “Dua hal yang kita butuhkan untuk kesehatan dan keamanan finansial adalah: menabung untuk masa depan, dan tidak menghabiskan lebih dari yang kita hasilkan.”

Jika seseorang stress tentang uang, Klontz menyarankan untuk intropeksi diri mengenai tingkat ekonomi ketika lahir, pendapatan saat ini, dan juga ingatan menyakitkan serta menyenangkan terhadap uang, kemudian hadapi kenyataan.

  1. Asumsikan Uang Sebagai Alat

Klontz mengatakan memandang uang sebagai alat dapat memberi seseorang rasa kendali. Ia menyarankan untuk mengibaratkan uang sebagai palu, jika digunakan dengan baik akan membuatnya menjadi bermanfaat, tetapi jika tidak akan menghancurkan banyak hal.

  1. Berhati-hatilah Dengan Uang

Baca Juga: 4 Tips yang Harus Anda Ketahui jika Ingin Merakit PC Sendiri, Gamer Wajib Tau!

Seseorang sering mengeluarkan uang untuk memenuhi keinginannya. Hal ini mungkin membantu seseorang dalam kondisi kesepian atau tertekan, tetapi ha ini merupakan kesenangan jangka pendek.

Untuk menyiasatinya, Koorosh Ostowari, seorang penulis “The Money Anxiety Cure,” menyarankan untuk mencatat setiap pengeluaran dan lebih banyak bersyukur terhadap uang yang dimiliki.

Menyisihkan waktu setiap hari untuk memikirkan keuangan Anda adalah cara lain untuk tetap waspada, karena dapat membuat seseorang tau terhadap pengeluaran harian yang ia lakukan.

  1. Meniru Perilaku Orang-Orang yang Sehat Secara Finansial

Klontz mengatakan bahwa orang yang sehat secara finansial menunjukkan kecemasan seputar uang. “Mereka tidak akan menghabiskan banyak uang , dan lebih memilih untuk menabung untuk masa depan. Mungkin mereka memiliki ukuran rumah yang sama dengan orang menengah tetapi uang mereka 18 kali lebih banyak,” jelas Klontz.

Baca Juga: 10 Film Superhero Terbaik Menurut Rotten Tomatoes, Mulai Superman Sampai Iron Man!

Menurutnya, orang yang sehat finansial biasanya membiasakan hal positif seperti menurunkan hutang kartu kredit, merencanakan keuangan darurat, tabungan pensiun dan berdampak pada hubungan baik dengan pasangan, juga mempunyai rasa bangga karena hidup sesuai kemampuan.

  1. Bantuan Perencana Keuangan

Jika seseorang merasa keuangannya berantakan dan membutuhkan bantuan yang lebih mendalam, Klontz mengatakan untuk mempertimbangkan perencana keuangan.

Perencana keuangan sangat efektif untuk memenuhi tujuan keuangan jangka panjang dengan memperkirakan hasil investasi dan proteksi dalam berbagai hal, contohnya persiapan dana pensiun dan dana pendidikan.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Health Line

Tags

Terkini

Terpopuler