KABAR BESUKI - Selama bulan Ramadhan banyak terdapat anjuran diet agar tetap sehat saat berpuasa, salah satunya anjuran untuk menghindari konsumsi makanan pedas.
Anjuran ini bertujuan untuk menghindari gangguan pencernaan atau mulas saat berpuasa. Tetapi apakah rekomendasi tersebut sesuai dengan rekomendasi dokter?
Konsultan saluran pencernaan menjelaskan bahwa sebenarnya konsumsi cabai atau makanan pedas yang merupakan bahan tidak terpisahkan bagi sebagian besar masakan Indonesia tidak perlu dihentikan sama sekali, hanya perlu dikurangi.
Hal tersebut mengingat tingginya kandungan gizi pada cabai. Cabai mengandung serat, vitamin terutama vitamin C, vitamin A, mineral, antioksidan dan capsaisin.
Capsaisin bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, merangsang buang air besar, dan bersifat analgesik sehingga dapat membantu mengurangi sakit kepala.
Capsaisin yang merupakan sumber rasa pedas juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga proses pembakaran kalori dapat teratasi dengan lebih baik.
Oleh karena itu, selama tidak mengalami gangguan pencernaan seperti maag, diare, atau lainnya, cabai boleh dikonsumsi asalkan masih dalam batas aman / tidak berlebihan.
Baca Juga: Microsoft Akan Berikan Dana 16 Miliar Dollar Kepada Firma Nuance untuk Ini
Cabai berperan dalam membantu memperlancar buang air besar yang terkadang menjadi lebih sulit karena kurangnya aktivitas fisik dan minum saat berpuasa.
Selain itu, kandungan vitamin dan mineral yang tinggi pada cabai juga bermanfaat sebagai asupan untuk tubuh.
Sama seperti makanan asin, makanan pedas juga bisa bikin haus. Makan makanan pedas, terutama saat sahur, bisa bikin lidah panas. Ini akan mendorong Anda untuk minum lebih banyak.
Selain itu, kenaikan suhu tubuh setelah mengonsumsi makanan pedas juga akan meningkat. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya keringat yang dikeluarkan oleh tubuh.
Akibatnya kandungan air di dalam tubuh akan berkurang dan membuat Anda haus terus menerus setelahnya.
Sering kali, makan makanan pedas saat sahur atau berbuka puasa juga bisa menyebabkan buang air besar terus menerus, yang dikenal dengan diare.
Dilansir Kabar Besuki dari laman SehatQ, Kandungan capsaicin juga dapat mengiritasi usus halus sehingga menyebabkan mulas dan rasa terbakar pada anus.
Capsaicin juga dapat mengaktifkan reseptor dalam tubuh, yang menyebabkan makanan lebih cepat mengalir ke usus besar. Kondisi ini bisa menyebabkan Anda sering ke kamar mandi untuk mendapatkan kelegaan.
Baca Juga: Puluhan Siswa Diamankan Polisi saat Lakukan Konvoi Kelulusan, Bahkan Pergi Kerumah Teman Jadi Alasan
Diare menyebabkan tubuh Anda kehilangan cairan. Padahal, saat berpuasa, asupan cairan Anda menurun. Jika diare terus berlanjut, kondisi ini bisa memicu dehidrasi.
Berbagai aktivitas juga belum Anda lakukan secara maksimal saat berpuasa karena tubuh terasa lelah akibat kekurangan energi.***