Anak Susah Diatur? Berikut Cara Mengatasi Anak Tantrum dan Tips Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Anak

13 April 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi Orang Tua dan Anak /Rizqi A/PIXABAY/Victoria_Borodinova

KABAR BESUKI – Ketika anak-anak berperilaku tidak baik, bisa jadi karena berbagai alasan, tetapi yang paling umum adalah karena mereka bosan.

Seringkali anak-anak akan merasa bahwa mereka berhasil, terutama jika mereka mendapatkan apa yang diinginkan. Terkadang keinginan untuk berkuasa juga menjadi alasan di balik kenakalan mereka karena ini adalah cara bagi seorang anak untuk mencoba dan menegaskan bahwa dirinya memiliki kendali atas sesuatu.

Jadi, penting untuk mengetahui cara memerangi tindakan ini dan cara menanganinya dengan cara yang baik. Hal ini akan membantu membuat hidup Anda sebagai orang tua sedikit lebih mudah.

Baca Juga: 3 Penceramah Ini Sangat Dirindukan Kehadirannya di Layar Televisi, Meski Telah Meninggal Dunia

Baca Juga: Sinopsis Veteran Tayang di tvN Movies 13 April 2021, Seorang Detektif Kejam Memburu Pemuda Pecandu Narkoba

Baca Juga: Sinopsis Miss Baek Tayang di tvN Movies 13 April 2021, Perjuangan Han Ji Min Melepas Citra Sebagai Mantan Napi

Untuk itu, simak tips bagaimana memperlakukan anak dan mencegah tantrum yang berlebihan sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman Bright Side pada 13 April 2021.

Tunjukkan pendekatan yang lebih tenang terhadap beberapa situasi

Anak-anak sering kali suka meniru orang tua mereka, jadi kita harus mencontohkan perilaku dan tindakan mereka dengan mengajari mereka untuk bersikap tenang.

Jika mereka mengamuk dan Anda mulai meneriaki mereka, maka hal itu akan dianggap sebuah hal yang normal bagi mereka. Oleh karena itu, sebaiknya tunjukkan cara berbeda untuk menangani emosi mereka.

Tawarkan pilihan, sehingga mereka dapat memutuskan apa yang ingin mereka lakukan

Ketika hendak membuat anak untuk melakukan sesuatu, cobalah untuk memberi anak Anda pilihan. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, anak cenderung memiliki keinginan memegang kendali atas sesuatu.

Oleh karena itu hal ini dapat membantu memenuhi kebutuhannya memegang kendali. Jadi, semisal jika mereka harus mengambil mainannya dan kemudian harus menyikat gigi, tanyakan mana yang ingin mereka lakukan terlebih dahulu dan jangan langsung memberi instruksi kepadanya.

Buat mereka sadar akan kemungkinan dan konsekuensi atas perbuatan mereka

Baca Juga: 4 Program Komedi Ramadhan Paling Fenomenal dari Masa ke Masa, Mulai Sahur Kita hingga YKS

‘Karena aku bilang begitu’ bukanlah alasan yang baik untuk diberikan kepada anak ketika mereka bertanya mengapa mereka tidak boleh melakukan sesuatu. Usahakan untuk selalu berkomunikasi dengan mereka dan jelaskan kepada mereka apa yang mungkin terjadi jika mereka berperilaku buruk dan mengapa mereka tidak boleh melakukan hal-hal tertentu.

Buat mereka sadar akan konsekuensi alami dari tindakan mereka, sehingga mereka dapat belajar dan membuat keputusan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri nanti.

Beri mereka konsekuensi logis jika melanggar aturan

Konsekuensi logis terkait dengan perilaku buruk tertentu. Misalnya, jika anak Anda tidak ingin makan sayurannya, jangan biarkan dia menyantap makanan penutup. Atau jika mereka tidak ingin mengambil mainannya, jangan biarkan mereka bermain dengannya sepanjang hari.

Ini bagus untuk anak-anak supaya memiliki rasa untuk berjuang akan hal-hal tertentu. Namun, hindari konsekuensi yang tidak logis, misalnya - jika mereka tidak mau memakan makanannya, jangan menyuruh mereka membersihkan garasi.

Cobalah untuk meminta pendapat dan solusi dari mereka untuk menyelesaikan sebuah masalah

Tanyakan kepada mereka apakah ada masalah atau jika ada sesuatu yang mengganggu mereka, apakah ada sesuatu yang salah dan arahkan mereka untuk memberi tahu Anda.

Anda bisa duduk bersama mereka dan diskusikan hal yang menjadi permasalahan. Cobalah untuk meminta pendapat dan pemikiran mereka tentang apa yang menurut mereka harus mereka lakukan untuk memperbaiki masalah tersebut.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 'Masih Jauh dari Kata Selesai', Ini Kata WHO

Baca Juga: Apa yang Harus Anda Lakukan Setelah Disengat Ikan Pari, Ubur-Ubur, atau Lebah? Simak Ulasan Berikut!

Baca Juga: Umat Muslim di Indonesia Memulai Ramadhan 13 April 2021, Pemerintah Mengizinkan Masjid untuk Tetap Buka

Jika mereka tidak memiliki jawaban, bantu mereka sedikit, tetapi ingat, penting untuk membuat mereka merasa seperti sedang menyelesaikan masalah mereka dan penting untuk memberi selamat dan menyemangati mereka.

Akui emosi yang mereka rasakan dan cobalah untuk membantu mereka

Ketika anak sedang sedih atau marah, alih-alih bersikap seolah mereka buruk atau nakal, Anda dapat menunjukkan kepada mereka bahwa Anda memahami mereka dan perasaan mereka. Karena emosi memainkan peran besar dalam perilaku anak.

Misalnya, mengucapkan kalimat sederhana, ‘Aku tahu kamu kecewa kita tidak bisa pergi ke pantai hari ini, tapi cuacanya tidak bagus. mari kita lakukan hal lain bersama-sama untuk menebusnya,’ mungkin bisa sangat bermanfaat bagi anak Anda.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Bright Side

Tags

Terkini

Terpopuler