Pfizer Sedang Mengembangkan Obat Minum untuk Covid-19, Jika Berhasil Akan Mulai Digunakan Akhir Tahun

28 April 2021, 08:42 WIB
Foto: Ilustrasi minum obat tablet /Rianti S/pexels.com/ Polina Tankilevitch

KABAR BESUKI - Sebuah inovasi yang sedang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer mungkin akan menjadi jawaban baru bagi orang-orang yang takut akan jarum suntik, sehingga enggan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Perusahaan farmasi Pfizer yang telah menyediakan vaksin Covid-19, sedang mengembangkan obat oral pertama untuk menghentikan penyebaran virus corona. Menurut laporan obat tersebut akan siap digunakan pada akhir tahun ini jika uji coba berhasil.

Obat antivirus yang sementara diberi nama PF-07321332, dirancang untuk menyerang "tulang belakang" dari virus SARS-CoV-2 untuk mencegahnya berkembang biak di hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Baca Juga: Menurut Studi, Pria yang Berpose dengan Kucing untuk Foto Profil Dianggap Kurang Menarik Bagi Wanita

Pil antivirus mencegah virus menyebar di dalam tubuh dengan memblokir enzim yang perlu disalin oleh virus corona sendiri. Perawatan tersebut termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai protease inhibitor, seperti dilansir dari Daily mail.

Mikael Dolsten yang menjadi pemimpin divisi penelitian di Pfizer mengungkapkan jika PF-07321332 akan dapat digunakan sebagai terapi oral potensial yang dapat diresepkan pada gejala awal infeksi Covid-19, atau yang sedang dalam perawatan kritis.

Uji coba sedang berlangsung dengan 60 sukarelawan terdaftar yang berusia antara 18 hingga 60 tahun, yang dilaksanakan di AS dan Brussel, Belgia. Uji coba ini akan berlangsung selama 145 hari, yang berarti akan rampung pada pertengahan Juli tahun ini.

Baca Juga: Daftar 10 Film dengan Biaya Produksi Termahal Sepanjang Masa, Adakah Film Favoritmu Disini?

Dalam uji coba ini, peneliti akan memantau bagaimana obat dapat ditoleransi oleh tubuh dan efek samping yang ditimbulkan, serta apa yang dirasakan sukarelawan setelah meminum obat tersebut.

Fase kedua akan mempelajari bagaimana peserta bereaksi terhadap beberapa dosis, sedangkan fase ketiga akan melihat dampaknya pada makan sehari-hari ketika dalam masa pengobatan.

Fase pertama akan selesai pada 25 Mei, dan jika keseluruhan uji coba berjalan dengan baik, obat tersebut akan dapat didistribusikan ke rumah sakit pada musim gugur 2021.

Mengembangkan obat untuk penyakit pernafasan itu bukan hal mudah. Itu karena dosisnya harus cukup tinggi agar obat tersebut dapat menjangkau jauh ke dalam paru-paru namun tidak terlalu tinggi sehingga bersifat toksik.

Baca Juga: Seorang Pria Jepang Ditangkap Karena Berpacaran dengan 35 Wanita Sekaligus dan Menipu Mereka

Di AS, National Institutes of Health (NIH) meluncurkan Accelerating COVID-19 Therapeutic Interventions and Vaccines (ACTIV) pada 17 April.

Program tersebut difokuskan pada pengembangan terapi melawan virus corona, variannya, dan virus lain yang berpotensi menimbulkan pandemi.

Meskipun Pfizer terdaftar sebagai salah satu perusahaan anggota ACTIV, tidak jelas apakah PF-07321332 adalah salah satu obat yang sedang dipelajari atau apakah NIH membantu mendanai uji coba tersebut.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler