Bahaya Polusi Udara Terhadap Kesehatan Otak, dapat Menurunkan Tingkat Kecerdasan dan Mengganggu Daya Ingat

4 Mei 2021, 14:41 WIB
Foto: Ilustrasi kota dengan polusi tinggi /Rianti S/pexels.com/ Erik Mclean

KABAR BESUKI - Sebuah penelitian menunjukkan, peningkatan sementara polusi udara dapat mengganggu ingatan dan pemikiran pria lansia.

Penelitian ini menemukan bahwa partikel udara penyebab polusi udara yang mengalami lonjakan tinggi, meskipun terjadi sementara dapat berbahaya bagi kesehatan otak.

Hal ini diketahui dari sebuah penelitian gabungan yang dilakukan oleh ilmuwan dari AS dan China. Mereka menggunakan data yang diperoleh dari 1.000 partisipan pria kulit putih dan berusia rata-rata 69 tahun.

Baca Juga: Suharso: Kontrasi Sekitar 0,6 Persen Sampai 0,9 Persen Akan Dialami Oleh Indonesia pada Kuartal I

Penelitian ini dilakukan kepada 1.000 partisipan yang tinggal di wilayah Greater Boston dengan memeriksa partikel udara PM2.5s, yaitu partikel udara yang lebih kecil dari 2.5 mikrometer.

Hasilnya adalah pria yang terpapar polusi udara, bahkan dengan lonjakan partikel yang hanya sementara, dapat mempengaruhi kinerja kognitif mereka seperti dilansir dari The Guardian.

Kinerja kognitif partisipan setelah terpapar menurun daripada sebulan sebelum mereka terpapar oleh partikel yang membuat polusi udara meningkat, bahkan ketika lonjakan partikel udara tersebut masih berada di bawah ambang batas yang disarankan oleh WHO.

Temuan ini juga didasarkan pada sebuah bukti yang menunjukkan jika paparan partikel halus di udara yang berasal dari kendaraan di jalan raya dan industri dpaat mempengaruhi banyak kondisi kesehatan.

Baca Juga: Alami Kenaikan pada Hari Ini Selasa 4 Mei 2021, Emas Antam Kini Berada di Level Rp930 Ribu per Gram

Bukan hanya berbahaya untuk jantung dan paru- paru, tetapi juga dapat merusak jaringan saraf halus yang ada di otak.

Para peneliti menunjukkan jika tingkat PM2.5 yang lebih tinggi dapat memperburuk kinerja kognitif seperti menyelesaikan tes yang melibatkan rangkaian kata dan kefasihan verbal atau berbicara.

Efeknya jelas bahkan ketika konsentrasi PM2.5s tetap di bawah 10 mikrogram per meter kubik, tingkat pedoman WHO yang menandakan bahwa kondisi udara tidak dalam kategori beracun.

Namun, ilmuwan juga menemukan sesuatu yang menarik. Yaitu tingkat penurunan fungsi otak akibat polisi udara tersebut bisa berkurang atau tidak terpengaruh pada partisipan yang mengkonsumsi aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, yang dikenal sebagai NSAID.

Dengan begitu, ada indikasi bahwa obat penghilang rasa sakit dapat mengurangi peradangan pada otak yang disebabkan oleh partikel halus yang masuk ke otak.

Dampak udara beracun pada kesehatan jantung dan pernafasan sudah terbukti secara ilmiah, dan temuan mengenai berkurangnya fungsi kognitif seseorang akan menambah daftar dampak buruk yang disebabkan oleh polusi udara.

Baca Juga: 5 Tips Supaya dapat Hamil Bayi Kembar, Canangkan Program Berikut Agar Berhasil Mendapatkannya

Hal ini juga menunjukkan jika polusi udara dapat mengurangi tingkat kecerdasan dan meningkatkan risiko demensia.

Namun ilmuwan tidak menganjurkan jika seseorang harus secara rutin mengkonsumsi aspirin atau NSAID karena hal itu juga buruk untuk kesehatan.

Kuncinya adalah dengan menjalani hidup sehat seperti lebih banyak buah, sayuran, dan serat, atau melakukan latihan fisik secara teratur.

Dengan melakukan kebiasaan sehat maka peradangan pada otak juga dapat dihindari dan membuat tubuh lebih kebal terhadap bahaya polusi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler