KABAR BESUKI – Sebagian besar orang tua tentu tidak segan memberikan pujian untuk anak ketika mereka berhasil melakukan sesuatu atau bahkan mendapat nilai yang baik saat disekolah.
Pujian tersebut dianggap sebagai bentuk rasa bangga terhadap pencapaiann si anak dan bisa membuat anak merasa lebih senang.
Bahkan, sebagian orang tua beranggapan bahwa pujian yang diberikan bisa mendorong anak untuk berbuat lebih baik kedepannya.
Baca Juga: Masjid Ar-Rahman Perumahan Banyuwangi Baru Gelar Sholat Idul Fitri 1442 H untuk Warga
Namun ternyata, kebiasaan memuji kecerdasan anak justru bisa berdampak buruk bagi pola pikir dan tumbuh kembang anak kedepannya.
Dilansir Kabar Besuki dari Times of India, menurut sebuah penelitian yang dimuar dalam Journal Development Cognitive Neuroscince, memuji anak dengan menyebutnya pintar atau cerdas justru bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Hal ini karena, pujian yang diberikan oleh orang tua ditangkap oleh anak dengan pengertian bahwa kecerdasan yang dimiliki adalah hal genetic yang tidak dapat diubah.
Baca Juga: Sering Dianggap Sepele, Kebiasaan di Pagi Hari Ini Ternyata Bisa Memicu Kanker
Akibatnya, anak justru menjadi kurang memperhatikan dan seringkali enggan bangkit kembali dari kesalahan.
Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Michigan State University yang telah mengamati 123 siswa berusia 7 tahun untuk menentukan apakah mereka memiliki pola pikir yang berkembang atau tetap.
Pola pikir berkembang ditandai ketika anak percaya bahwa kecerdasan itu bisa diperoleh dengan usaha dan kerja keras. Sedangkan pola pikir yang tetap merujuk pada pengertian bahwa kecerdasan itu tidak dapat diubah.
Baca Juga: Unik dan Nikmat! Inilah 5 Sajian Khas Lebaran dari Berbagai Negara di Dunia
Peneliti meminta para partisipan untuk menyelesaikan tugas akurango komputer yang serba cepat sambil merekam aktivitas otak mereka.
Hasil dari penelitian tersebut mengungkap bahwa, anak-anak dengan pola pikir berkembang ternyata memiliki respon otak yang lebih besar. Ketika mereka membuat kesalahan, mereka akan lebih perhatian dan meningkatkan kinerjanya dalam penyelesaian tugas.
Sedangkan anak dengan pola pikir tetap cenderung tidak mau mengakui jika mereka melakukan kesalahan. Hal ini terjadi karena anak-anak tersebut merasa bahwa kesalahan itu tidak bisa diperbaiki.
Baca Juga: Rayakan Anniversary Pernikahan, Anang Hermansyah Tulis Pesan Menyentuh untuk Ashanty
Oleh sebab itu, para orang tua sebaiknya membatasi untuk terus memuji kepintaran anak terutama pada anak di usia awal sekolah.***