Apa Itu Kafein, dan Apakah Baik atau Buruk untuk Kesehatan?

28 Juni 2021, 10:17 WIB
Ilustrasi kopi. /PIXABAY/ Engin_Akyurt

KABAR BESUKI - Setiap hari, miliaran orang bergantung pada kafein untuk bangun, atau untuk melewati shift malam atau kemerosotan sore.

Faktanya, stimulan alami ini adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan di dunia.

Kafein sering dibicarakan karena efek negatifnya pada tidur dan kecemasan.

Baca Juga: 5 Jenis Kemasan Makanan Ramah Lingkungan dan 3 Jenis yang harus Dihindari

Namun, penelitian juga melaporkan bahwa ia memiliki berbagai manfaat kesehatan.

Penelitian terbaru tentang kafein dan kesehatan Anda.

Apa itu kafein?

Kafein adalah stimulan alami yang paling sering ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao.

Ia bekerja dengan merangsang otak dan sistem saraf pusat, membantu Anda tetap waspada dan mencegah timbulnya kelelahan.

Sejarawan melacak teh yang diseduh pertama sejauh 2737 SM.

Kopi dilaporkan ditemukan bertahun-tahun kemudian oleh seorang gembala Ethiopia yang memperhatikan energi ekstra yang diberikannya kepada kambing-kambingnya.

Baca Juga: 6 Langkah Alami Ampuh Tiruskan Pipi Chubby, Nomer 1 Rata-rata Orang Malas Melakukan

Minuman ringan berkafein memasuki pasar pada akhir 1800-an dan minuman energi segera menyusul.

Saat ini, 80% populasi dunia mengonsumsi produk berkafein setiap hari, dan jumlah ini meningkat hingga 90% untuk orang dewasa di Amerika Utara.

Setelah dikonsumsi, kafein dengan cepat diserap dari usus ke dalam aliran darah.

Dari sana, ia berjalan ke hati dan dipecah menjadi senyawa yang dapat mempengaruhi fungsi berbagai organ.

Konon, efek utama kafein ada di otak.

Ini berfungsi dengan menghalangi efek adenosin, yang merupakan neurotransmitter yang merelaksasi otak dan membuat Anda merasa lelah.

Biasanya, kadar adenosin menumpuk sepanjang hari, membuat Anda semakin lelah dan ingin tidur.

Baca Juga: Kenali Gejala Covid-19 Varian Delta yang Menyerang Anak, Ini Cara Penjelasan dan Penanganannya

Kafein membantu Anda tetap terjaga dengan menghubungkan reseptor adenosin di otak tanpa mengaktifkannya. Ini menghalangi efek adenosin, yang menyebabkan berkurangnya kelelahan.

Ini juga dapat meningkatkan kadar adrenalin darah dan meningkatkan aktivitas otak neurotransmiter dopamin dan norepinefrin.

Kombinasi ini lebih lanjut merangsang otak dan meningkatkan keadaan gairah, kewaspadaan, dan fokus. Karena mempengaruhi otak Anda, kafein sering disebut sebagai obat psikoaktif.

Selain itu, kafein cenderung memberikan efeknya dengan cepat.

Misalnya, jumlah yang ditemukan dalam satu cangkir kopi hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai aliran darah dan sekitar 1 jam untuk mencapai efektivitas penuh.

Makanan dan minuman apa yang mengandung kafein?

Kafein secara alami ditemukan dalam biji, kacang-kacangan, atau daun tanaman tertentu.

Sumber-sumber alami ini kemudian dipanen dan diproses untuk menghasilkan makanan dan minuman berkafein.

Baca Juga: Secangkir Kopi di Pagi Hari, dapat Menurunkan Risiko Penyakit Hati

Berikut adalah jumlah kafein yang diharapkan per porsi 8 ons (240 mL) dari beberapa minuman populer :

  • Espresso: 240–720 mg
  • Kopi: 102–200 mg
  • Yerba mate: 65-130 mg
  • Minuman energi: 50–160 mg
  • Teh yang diseduh: 40-120 mg
  • Minuman ringan: 20–40 mg
  • Kopi tanpa kafein: 3–12 mg
  • Minuman kakao: 2–7 mg
  • Susu coklat: 2–7 mg

Beberapa makanan juga mengandung kafein. Misalnya, 1 ons (28 gram) cokelat susu mengandung 1–15 mg, sedangkan 1 ons cokelat hitam mengandung 5–35 mg.

Anda juga dapat menemukan kafein dalam beberapa resep atau obat bebas seperti obat flu, alergi, dan nyeri. Ini juga merupakan bahan umum dalam suplemen penurun berat badan.

Dapat meningkatkan mood dan fungsi otak brain

Kafein memiliki kemampuan untuk memblokir adenosin molekul pemberi sinyal otak.

Hal ini menyebabkan peningkatan relatif pada molekul pensinyalan lain, seperti dopamin dan norepinefrin.

Baca Juga: 5 Ide Produk yang Bisa Kamu Jual di Online Shop, Cocok Saat Pandemi Covid-19

Perubahan dalam pesan otak ini dianggap bermanfaat bagi suasana hati dan fungsi otak Anda.

Satu ulasan melaporkan bahwa setelah peserta menelan 37,5-450 mg kafein, mereka mengalami peningkatan kewaspadaan, ingatan jangka pendek, dan waktu reaksi.

Selain itu, sebuah studi terkait minum 2-3 cangkir kopi berkafein (menyediakan sekitar 200-300 mg kafein) per hari untuk risiko lebih rendah 45% dari bunuh diri.

Studi lain melaporkan risiko depresi 13% lebih rendah pada konsumen kafein.

Ketika berbicara tentang suasana hati, lebih banyak kafein belum tentu lebih baik.

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler