Covid-19 Varian Delta 8 Kali Lebih Sensitif Terhadap Antibodi Vaksin, Menurut Studi Terbaru

7 Juli 2021, 20:59 WIB
ilustrasi Covid-19 Varian Delta 8 Kali Lebih Sensitif Terhadap Antibodi Vaksin, Menurut Studi Terbaru /CDC/pexels

KABAR BESUKI – Covid-19 varian Delta menunjukkan penurunan sensitivitas 8 kali lipat terhadap antibodi yang diproduksi oleh vaksin virus dibandingkan dengan strain asli Wuhan.

Hal tersebut merujuk sebuah penelitian dari India dengan para ilmuwan dari Cambridge Institute of Therapeutic Immunology & Infectious Disease.

"Dalam analisis vaksinasi di lebih dari 100 petugas kesehatan di tiga pusat di India, varian Delta tidak hanya mendominasi infeksi dengan beban pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi non-delta, tetapi juga menghasilkan penularan yang lebih besar antara petugas kesehatan dibandingkan dengan B.1.1.7 atau B.1.617.1," demikian temuan studi tersebut sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman fit.thequint.com.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Cetak Rekor hingga Capai 34.379 Kasus, DKI Jakarta Peringkat Tertinggi

Studi ini menemukan bahwa varian Delta menunjukkan pengurangan 8 kali lipat dalam sensitivitas terhadap antibodi.

Selain itu Covi-19 varian Delta menghasilkan transmisi yang lebih besar antar petugas kesehatan

Studi lebih lanjut mengatakan bahwa varian mutan telah meningkatkan protein untuk menempel pada sel epitel paru-paru, yang telah memberinya kapasitas yang jauh lebih tinggi untuk menginfeksi lebih banyak orang daripada jenis Wuhan.

“Mutasi ini pasti akan terjadi jika kita menurunkan kewaspadaan kita dan membiarkan diri kita menjadi mangsa virus ini sehingga memberikan kesempatan untuk berkembang biak dan mencapai kebugaran yang lebih baik dengan perilaku kita yang tidak sesuai dengan Covid-19," kata Dr Wattal dikutip Kabar Besuki dari fit.thequint.com.

Baca Juga: Selama PPKM Karyawan Dihimbau di Rumah Saja, Kapolda Metro: Telepon Bos Kamu

“Ini membuka mata bagi orang-orang yang divaksinasi lengkap yang tidak dapat diawasi atas nama vaksinasi. Virus masih berkeliaran mencari mangsanya," tambah Dr Wattal.

Studi menunjukkan bahwa dominasi varian Delta disebabkan oleh kombinasi penghindaran antibodi penetralisir pada mereka yang terinfeksi sebelumnya dan peningkatan infektivitas virus serta menghasilkan gelombang kedua.

Menurut penelitian, gelombang kedua India dipicu oleh penghindaran antibodi penawar pada individu yang sebelumnya terinfeksi dan meningkatkan infektivitas virus.

Baca Juga: Tanggapan IDI Soal Ivermectin Harganya Jadi Mahal 700 Ribu Karena Dipercaya Bisa Sembuhkan Covid-19

Sementara penyakit parah pada petugas kesehatan yang divaksinasi lengkap jarang terjadi, kluster penularan di rumah sakit yang terkait dengan varian Delta mengkhawatirkan dan menunjukkan bahwa tindakan pengendalian infeksi perlu dilanjutkan di era pasca-vaksinasi, studi tersebut menambahkan.

Varian B.1.617.2 (Delta) pertama kali diidentifikasi di Maharashtra pada akhir 2020 dan telah menyebar ke seluruh negeri, menggantikan varian B.1.1.7 (Alpha) dan garis keturunan lain yang sudah ada sebelumnya. Ini juga telah ditemukan di setidaknya 92 negara di seluruh dunia.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Fit Thequint

Tags

Terkini

Terpopuler