Antibodi Covid-19 Bertahan Setidaknya 12 Bulan, Menurut Studi Terbaru di China

8 Juli 2021, 12:06 WIB
ilustrasi Antibodi Covid-19 Bertahan Setidaknya 12 Bulan, Menurut Studi Terbaru di China. /Pexels/CDC

KABAR BESUKI - Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh para peneliti China pada Selasa, 6 Juli 2021 menunjukkan antibodi terhadap virus corona baru dapat bertahan setidaknya selama 12 bulan pada lebih dari 70 persen pasien Covid-19 yang pulih.

Temuan itu menambah bukti yang berkembang bahwa vaksinasi, yang memunculkan respons kekebalan dengan cara yang mirip dengan bagaimana virus hidup memicu tubuh manusia untuk menghasilkan antibodi.

"secara efektif membatasi penyebaran Sars-CoV-2", kata penelitian tersebut dikutip Kabar Besuki dari laman Straitstimes.

Baca Juga: Viral Karena Iklan Kursus Bahasa Inggris di Medsos, Inilah 5 Potret Cantik Kelvina Gemilang yang Bikin Meleleh

Studi yang dipublikasikan secara online oleh Nature Communications tersebut, dilakukan oleh China National Biotech Group, anak perusahaan Sinopharm, dan Pusat Penelitian Nasional untuk Pengobatan Terjemahan di Universitas Shanghai Jiao Tong.

Para peneliti mengumpulkan 1.782 sampel plasma konvalesen dari 869 pasien Covid-19 yang pulih di Wuhan, provinsi Hubei.

Dalam waktu 12 bulan setelah diagnosis, dan menguji mereka untuk keberadaan dan jumlah RBDIgG, jenis antibodi yang menunjukkan kekuatan kekebalan terhadap virus.

Baca Juga: Profil dan Rekam Jejak Ardi Bakrie yang Diisukan Ditangkap Polisi Karena Narkoba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa dalam sembilan bulan, tingkat antibodi turun menjadi 64,3 persen dari tingkat awal ketika mereka tertular virus, dan kemudian stabil di bulan ke-12.

"Ini menunjukkan bahwa begitu respons kekebalan terhadap virus corona baru diinduksi dalam tubuh manusia, tingkat antibodi dapat dipertahankan untuk waktu yang cukup lama," kata China National Biotech Group dikutip Kabar Besuki dari Straitstimes.

Studi ini menemukan bahwa respons antibodi secara signifikan lebih kuat pada peserta pria daripada wanita pada tahap awal infeksi, tetapi perbedaannya berkurang seiring waktu dan hampir menghilang dalam 12 bulan.

Baca Juga: Banyuwangi Gelar Hari Belanja ke Pasar Rakyat dan UMKM, Rutin Diadakan Setiap 'Tanggal Cantik'

Di antara peserta berusia 18 hingga 55 tahun, semakin banyak orang tua mengembangkan tingkat antibodi yang lebih tinggi.

Perusahaan itu mengatakan penelitian tersebut adalah penelitian terlama yang bertujuan untuk memeriksa kegigihan respons antibodi pada pasien Covid-19 yang pulih.

Temuan ini dipublikasikan saat vaksinasi massal di China berjalan lancar, dengan negara tersebut meningkatkan donasi atau penjualan vaksin ke luar negeri.

Baca Juga: Rizal Ramli Minta Jokowi Mundur Karena Rakyat Indonesia Sudah Hancur: Sebaiknya Mas Jokowi Memundurkan Dirilah

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan hingga pada hari Selasa, 6 Juli 2021, sekitar 1,3 miliar dosis vaksin telah diberikan secara nasional.

China National Biotech Group menambahkan bahwa penelitian ini akan membantu meningkatkan pemahaman tentang memori imunologi yang ditimbulkan oleh virus, dan memberikan panduan tentang penelitian masa depan tentang kekebalan yang diinduksi vaksin dan kebijakan vaksinasi di masa depan di China dan luar negeri.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: straitstimes

Tags

Terkini

Terpopuler