Pandemi Covid-19 Ternyata Bisa Meningkatkan Sindrom Patah Hati, Ini Bahayanya

12 September 2021, 13:20 WIB
Pandemi Covid-19 Ternyata Bisa Meningkatkan Sindrom Patah Hati, Ini Bahayanya/pixabay /

KABAR BESUKI – Pandemi Covid-19 mungkin membuat banyak orang sering merasa stres dan putus asa karena harus berdiam diri dirumah saja.

Perasaan tertekan dan stres yang sering dialami selama masa pandemi Covid-19 ini ternyata juga membuat banyak orang mengalami sindrom patah hati.

Tapi yang perlu diketahui, sindrom patah hati disini bukan berkaitan dengan gagalnya hubungan asmara atau putus cinta, melainkan karena masalah kesehatan jantung.

Sindrom patah hati ini juga menjadi salah satu gejala lemah jantung atau kardiomiopati karena stres. sindrom ini juga dikenal dengan nama sindrom Takotsubo.

Gejala dari sindrom patah hati ini biasanya terjadi ketika otot jantung melemah sehingga menyebabkan nyeri dada dan sesak napas.

Sindrom patah hati ini biasanya dipicu oleh stres dan tertekan. Dalam beberapa kasus sindrom patah hati ini bahkan bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Ampuh! Beginilah Cara Tepat untuk Obati Patah Hati Menurut 12 Zodiak, Simak Ulasannya

Seperti dilansir Kabar Besuki dari Science Daily, menurut sebuah studi terbaru di Ohio, Amerika Serikat menemukan bahwa selama pandemi Covid-19, orang bisa dua kali lipat lebih mungkin mengalami sindrom patah hati.

Hal ini disebabkan karena, di masa pandemi seperti saat ini banyak orang yang mengalami stres karena kehilangan pekerjaan, menurunnya penghasilan, serta kehilangan anggota keluarganya.

Inilah yang akhirnya membuat banyak orang merasa stres dan tertekan sehingga menjadikan sindrom patah hati ini juga meningkat.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengamati 1.914 pasien yang dirawat selama pandemi. Namun, dari semua pasien itu tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: 5 Orang yang Wajib Kita Abaikan dalam Hidup Agar Selalu Bahagia, Salah Satunya Orang yang Cuma Berkomentar

Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan sindrom patah hati ini terjadi karena tekanan psikologis, sosial, ekonomi, karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk melakukan isolasi dan mengurangi interaksi.

Salah seorang ahli jantung dari Cleveland clinic Ankur Kalra mengatakan bahwa pandemi Covid-19 meningkatkan tingkat stres banyak orang dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat.

Seseorang yang mengalami sindrom patah hati biasanya akan merasakan gejala seperti nyeri dada, sesak napas usai stres berat, serta pembengkakan jantung.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Science Daily

Tags

Terkini

Terpopuler