Manfaat Burung Hantu di Bidang Pertanian, Ternyata Bisa Bantu ini Untuk Petani

23 November 2021, 12:23 WIB
ilustrasi burung hantu pengusir hama tikus, jenis burung hantu pengusir hama. //Pixabay/Jasmin777/
KABAR BESUKI - Pada bidang pertanian tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah hama. Hama adalah termasuk makhluk hidup yang mengganggu tanaman dan merugikan bagi tanaman itu sendiri.
 
Salah satu hama yang paling banyak ditemukan pada lahan pertanian adalah tikus. Pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara mulai dari fisik, cara hayati, sanitasi, kultur teknik, mekanik dan kimia.
 
Kendati demikian, tikus masih saja susah dikendalikan hingga menyebabkan gagal panen. Lebih lanjut, hama tikus ternyata bisa teratasi dengan adanya burung hantu yang hidup di sekitar areal persawahan.
 
Manfaat burung hantu di bidang pertanian sangat membantu petani mengurangi hama tikus. Burung hantu yang efektif dalam pengendalian tikus adalah jenis Tyto alba.
Baca Juga: Sarang Burung Walet untuk Sembuhkan Covid-19, Benarkah? Simak Penjelasannya
 
Keunggulan burung hantu jenis Tyto alba ini karena hewan nocturnal yang aktif pada malam hari, daya predasinya 2–5 ekor tikus perhari, makanan utamanya 99,14 persen tikus, memiliki kemampuan mendeteksi mangsa dari jarak jauh.
 
Tak hanya itu, burung hantu ini dapat menyergap tanpa suara dan memiliki pendengaran yang sangat tajam serta daerah jangkauan 5 -7 km dalam waktu semalam.
 
Salah satu daerah pertanian yang memanfaatkan burung hantu sebagai predator tikus adalah Jember.
Baca Juga: 4 Manfaat Gula Aren untuk Penderita Diabetes, Simak Fakta dan Penjelasannya
Petani membangun rumah burung hantu yang biasa disebut rubuha.
 
Rubuha yang dibuat untuk burung hantu didesain sedemikian rupa agar burung hantu betah tinggal disitu, apalagi burung hantu termasuk jenis hewan yang rumahan.
 
Setelah itu rubuha dipasang di dekat areal persawahan agar dapat ditempati oleh burung hantu.
 
Setelah itu barulah dilakukan pelepasan burung hantu yang nantinya akan tinggal di rubuha tersebut hingga beranak pinak.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: UPT Proteksi Jatim

Tags

Terkini

Terpopuler