Network
KABAR BESUKI - Antara jarak sosial, acara yang dibatalkan, dan kerusuhan politik, banyak orang menghadapi yang disebut penderitaan sosial.
Dan istilah 'penderitaan sosial' telah digunakan sebagian besar untuk merujuk pada reaksi terhadap hilangnya hubungan melalui penolakan, pengabaian, kematian, pindah, atau apa pun, tetapi tidak ada keraguan bahwa hanya kurangnya kontak reguler dengan orang-orang yang menghargai hubungan mereka dengan kita menciptakan emosi negatif yang melibatkan kesedihan dan kesepian juga.
Faktanya, sebuah penelitian dari Universitas São Paulo menunjukkan bahwa ada peningkatan tajam dalam penderitaan sosial akibat COVID-19.
Baca Juga: Ketiak Sering Basah atau Tangan Berkeringat Jika Berjabat Tangan? Mungkin Anda Alami Kondisi Ini
Perasaan kehilangan kemungkinan besar adalah alasan utama orang melanggar pedoman untuk mengendalikan pandemi, seperti pergi bersama teman, menghadiri acara sosial, dan bepergian selama liburan.
“Motif untuk mempertahankan hubungan sosial sangat kuat dan emosi yang terkait dengan perasaan terputus dari orang lain begitu tidak menyenangkan sehingga mengesampingkan pertimbangan rasional untuk tetap sehat dan melindungi orang lain dari virus.
Apakah penderitaan sosial itu?
Penderitaan sosial sebagai label informal yang luas untuk emosi menyakitkan yang disebabkan oleh situasi yang melibatkan orang lain, seperti perasaan ditolak, sendirian, dikucilkan, direndahkan, ditinggalkan, atau terputus.
Biasanya, kita berpikir 'rasa sakit' disebabkan oleh kejadian fisik mematahkan lengan, menginjak pecahan kaca, disengat lebah tetapi peristiwa interpersonal murni dapat melukai sebanyak pengalaman fisik.
